Berita

AM Putut Prabantoro/Dok

Pertahanan

AM Putut Prabantoro: Jaga Indonesia Agar Tidak Dikuasai Asing

KAMIS, 28 MARET 2019 | 07:57 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Indonesia yang berbhinneka, kaya akan sumber alam, berpenduduk banyak dan terletak di kawasan cincin api (ring of fire) merupakan anugerah dari Maha Pencipta.

Bangsa Indonesia tanpa terkecuali, termasuk para pemudanya harus menjaga dan merawat anugerah tersebut.
    
Demikian ditegaskan Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro yang juga Staf Ahli Garnisun Tetap I/Jakarta (Kogartap I/JKT) merujuk makalahnya berjudul “Agen Perubahan' kepada para peserta Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Kemenpora Tahun 2019, di Cibedug, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/3) lalu.


Menurut Putut yang juga alumnus Lemhanna RI-PPSA XXI, begitu banyak keistimewaan yang memang sudah ada sejak berdirinya negara Indonesia. Dengan terdiri lebih dari 17.000 pulau, lanjut Putut, Indonesia merupakan tempat hidup beratus suku dengan bahasa serta agama yang berbeda.

“Jaga Indonesia agar tidak dikuasai bangsa asing. Negara ini milik anak-cucu kita semua yang harus dijaga kedaulatannya. Dalam 15 tahun lagi Anda akan memimpin para pemuda Indonesia. Kelak Anda harus mendidik para pemuda Indonesia yang akan datang untuk mencintai negara dan bangsanya. Oleh karena itu, sebagai calon pegawai Kemenpora, Anda harus membekali diri, mengisi kekurangan Anda, menambah ilmu dan belajar dari dinamika politik yang ada. Semua harus belajar dari sejarah bangsa dan negara Indonesia. Tanpa mempelajari sejarah, Anda kelak tidak pernah bisa membawa negara dan bangsa Indonesia ke masa depan," papar Putut.

Lebih lanjut Putut menjelaskan, patriotisme (cinta tanah air) dan nasionalisme (cinta bangsa) adalah dasar dari semua kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tanpa kedua cinta itu, sia-sia saja upaya mengisi kemerdekaan sebagaimana diharapkan oleh para pendiri bangsa.

"Tugas utama Kemenpora dalam bidang kepemudaan, menurut saya, adalah memastikan dan sekaligus menjamin para pemuda Indonesia mencintai bangsa, negara dan tanah airnya. Hanya dengan memastikan bahwa pemuda mencintai bangsa, negara dan tanah airnya, Indonesia memiliki masa depan.  Pemuda dengan usia 15-30 tahun adalah wilayah demografi yang harus digarap agar mereka kelak menjadi patriot dan nasionalis sejati,” ujarnya.

Putut mengingatkan, dua “perang” besar akan dihadapi Indonesia, yakni melawan bencana dan mewujudkan ketahanan nasional. Bangsa Indonesia tidak dapat menghindar dari bencana alam. Bencana itu tidak akan memandang suku, agama, ras ataupun kelompok.

Para korban bencana tidak bisa memilih siapa yang akan menolong mereka untuk lepas dari penderitaan dan itu tidak ada kaitannya dengan agama, suku, ras ataupun kelompok.  Bencana hanya bisa dihadapi dengan gotong royong, persatuan dan solidaritas yang tinggi seluruh bangsa.

“Ketahanan nasional hanya bisa terwujud ketika kita memiliki kedaulatan penuh atas bangsa, negara dan wilayah Indonesia. Itu terwujud dan ditentukan oleh ketahanan di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Ipoleksosbudhankam inilah yang akan menentukan modal utama Indonesia yakni demografi, sumber kekayaan alam dan geografi. Bagaimana kita mewujudkan ketahanan nasional di bidang ideologi dan politik, jika Pancasila sebagai dasar negara saja masih diperdebatkan dan bahkan ingin diganti," tegas Putut.

Putut juga menekankan bahwa Indonesia juga tidak mewujudkan ketahanan nasional di bidang ekonomi, jika sumber-sumber ekonomi dikuasai oleh asing.

"Sebagai contoh, jika sumber-sumber air dikuasai oleh perusahaan air mineral, amanat pasal 33 ayat 3 UUD 1945 tidak pernah akan terlaksana," terangnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya