Berita

Presiden Jokowi/Net

Politik

Pengamat: Elektabilitas Jokowi Turun Karena Masyarakat Mulai Tidak Nyaman

RABU, 20 MARET 2019 | 15:36 WIB | LAPORAN: AZAIRUS ADLU

Pengamat Politik Hendri Satrio menilai penurunan elektabilitas pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Maruf Amin dalam survei Litbang Kompas karena masyarakat mulai tidak nyaman dengan pemerintahan Jokowi selama ini.

"Masyarakat nyaman tidak dengan pemerintahan Jokowi saat ini. Jadi bukan cuma puas dengan kinerja tapi nyaman atau tidak," ujar Hendri, Rabu (20/3).

Ia menjelaskan, dua permasalahan yang paling tinggi soal ekonomi dan hukum menjadi tantangan yang paling signifikan bagi Jokowi. Meski tidak dapat dipungkiri Jokowi menjalankan program pembangunan infrastruktur yang bagus tetap saja intinya fokus masyarakat adalah lapangan pekerjaan dan harga bahan pokok.

"Jadi memang pertanyaan besarnya, masyarakat nyaman tidak dengan Jokowi, bila tidak nyaman maka elektabilitas akan turun terus, apapun program yang digelontorkan oleh Jokowi," katanya.

Selain itu, tambah Hendri, makin banyaknya masyarakat yang tidak ragu menunjukan dukungannya kepada Prabowo-Sandi disinyalir juga menjadi alasan elektabilitas Jokowi menurun.

"Yang terakhir adalah case Erwin Aksa, itu casenya public figure. Mungkin case yang bukan public figure lebih banyak lagi. Ketika semakin banyak orang yang tidak ragu dan percaya Prabowo pemimpin yang baik, maka elektabilitas Prabowo semakin tinggi dan Jokowi pasti tergerus," jelasnya.

Saat ditanya soal kasus yang menyangkut Politikus PPP Romahurmuziy, Hendri menilai kasus tersebut juga berpengaruh menurunkan elektabilitas Jokowi meski di survei Litbang Kompas, data diolah sebelum kasus Romi mencuat.

"Kalau ditambah kasus Romi bisa lebih berdampak penurunan elektabilitasnya," imbuhnya.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Komjen Dedi Ultimatum, Jangan Lagi Ada Anggapan Masuk Polisi Bayar!

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:12

UPDATE

Pengurus Serikat Pekerja Kuatkan Gugatan Pensiunan Pegadaian

Kamis, 13 Februari 2025 | 01:34

Platform Telkom Genjot Kualitas Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

Kamis, 13 Februari 2025 | 01:19

Tokoh Dayak: Pilbup Barito Utara Cukup Lancar

Kamis, 13 Februari 2025 | 00:53

Wujudkan Energi Bersih, Pertamina Sulap Gas Suar Kilang Menjadi Listrik

Kamis, 13 Februari 2025 | 00:31

Terdakwa Kasus Narkoba Berhasil Diringkus Usai Buron 10 Tahun

Kamis, 13 Februari 2025 | 00:13

Kerja Sama "Two Countries Twin Parks" Genjot Investasi Sektor Industri

Rabu, 12 Februari 2025 | 23:45

Erdogan Hadiahkan Mobil Listrik Togg T10X pada Prabowo

Rabu, 12 Februari 2025 | 23:35

Cukong Trump Tekor Rp3.300 Triliun, IHSG Berbalik Lompat 1,74 Persen

Rabu, 12 Februari 2025 | 23:31

Biaya Perjalanan Dinas Hingga Rapat Dipangkas Polri Demi Efisiensi

Rabu, 12 Februari 2025 | 23:17

Warga Pesisir Pulau Jawa Terancam Ditelan Laut

Rabu, 12 Februari 2025 | 22:55

Selengkapnya