Berita

Maruf Amin dan Sandiaga Uno/Net

Politik

Buat Apa Bicara Revolusi 4.0 Kalau Pekerja Indonesia Rata-Rata Hanya Lulusan SMP

SELASA, 19 MARET 2019 | 07:12 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) beranggapan, debat cawapres dengan tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan sosial budaya yang dihelat KPU Minggu (17/3) lalu belum menyentuh substansi dan menjawab akar permasalahan.

Menurutnta, saat ini Indonesia masih memiliki masalah utama soal ketenagakerjaan dimana angkatan kerja masih didominasi tenaga kerja kita lulusan SMP.

“Sekarang orang pada ngomong 4.0. Apa itu? Problem tenaga kerja kira rata-rata tamat SMP, itu problem dasarnya. 4.0 itu penting, tapi hanya keliatan canggih dan tidak menjawab kebutuhan pokoknya bahwa kualitas tenaga kerja kita itu sangat rendah,” kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik di kantornya, Jakarta, Senin (18/3).

Dia menceritakan, pernah memiliki pengalaman bertemu dengan TKI di luar negeri yang ternyata tidak bisa baca tulis. Bagi dia hal itu sangat miris mengingat besarnya risiko yang dihadapi.

“Kan rata-rata SMP. Bahkan kita menemukan juga bahwa tenaga kerja kita di luar negeri itu tidak bisa baca tulis. Saya berkali-kali menemukan. Loh gimana kamu bisa pergi saya bilang. Ya nggak terlalu penting pak karena kerja saya kan di sana tukang, kerja fisik di bangunan, yang penting saya rajin kerja, loyal sama atasan,” ujar Taufan menirukan ucapan tenaga kerja yang ditemuinya.

Dia pun heran dengan kenyataan tersebut. Menurut negara sudah abai dalam memajukan harkat dan martabat hidup manusia Indonesia terutama di bidang pendidikan.

“Di manapun di dunia ini, kalau orang bekerja di sektor rumah tangga pasti perlindungannya sangat rentan, apalagi ditempatkan di negara-negara yang juga tidak respect dengan HAM,” pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya