Berita

Ilustrasi/Net

Nusantara

Jangan Korbankan Petani Untuk Kepentingan Impor

SENIN, 18 MARET 2019 | 05:06 WIB | LAPORAN:

Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan produksi pertanian hingga mencapai ekspor ternyata membuat sejumlah pihak resah.

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia Tunov Mondro Atmodjo menilai, larangan impor yang ditetapkan Kementerian Pertanian membuat mafia pangan mencari cara termasuk mempolitisasi petani agar kepentingan tercapai.

"Jadi jangan karena tidak bisa bermain impor, petani dijual-jual. Kami petani sangat untung saat ini, hasil panen melimpah, pasar dijamin dan berbagai inovasi budidaya, pasca panen dan pemasaran sangat terasa," jelasnya kepada redaksi, Senin (18/3).

Tunov juga menyindir oknum dan organisasi yang kerap menjual nama petani dan sengaja mendiskreditkan program dan capaian pemerintah di sektor pertanian.

Menurutnya, bila tudingan tersebut benar mengapa ajakan diskusi yang selalu dibuka lebar oleh Kementan tidak pernah dipenuhi. Karena kritik seharusnya bisa disampaikan dalam bentuk musyawarah untuk mencari jalan keluar demi kesejahteraan petani.

"Kalau memang berniat baik memperjuangkan petani mari diskusi yang lebih konkret, konstruktif dan produktif sehingga perjuangan lebih terukur," ujar Tunov.

Dia berharap, ke depan, organisasi yang mengatasnamakan petani dapat lebih mengutamakan diskusi dan pertemuan dengan pemerintah. Karena Kementan akan membuka pintu musyawarah bila memang kepentingannya untuk petani, namun bila agendanya hanya untuk menguntungkan mafia pangan yang hanya ingin mengimpor produk pertanian maka tidak akan pernah terpenuhi.

"Sering mengeluarkan pernyataan provokatif, tendesius, memperalat petani dan politisasi petani. Agenda ini justru meresahkan petani yang saat ini sudah tenang menikmati hidup bahagia sebagai petani," demikian Tunov.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya