Berita

Foto: Disway

Dahlan Iskan

Debat

MINGGU, 17 MARET 2019 | 07:55 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

MENARIKKAH debat calon wakil presiden nanti malam?

Kalau topik debatnya bisa diubah tentu kejadian di Selandia Baru lebih aktual. Juga sangat mendasar.

Bagaimana seorang teroris memakai kamera di tubuhnya. Menyiarkan secara live aksinya: memarkir mobil, membuka bagasi, mengambil senjata api, memasuki masjid, menembaki jemaah yang lagi salat Jumat. Semua dilakukannya dengan tenang. Sampai 49 jemaah meninggal dunia.


Bagaimana teroris itu memosting seluruh rencananya. Cukup detil. Bahkan menyiarkan lewat medsos saat-saat keberangkatannya. Menuju masjid yang disasarnya.

Tentu KPU tidak akan mengubah topik. Sudah terlanjur dibocorkan kisi-kisinya.

Maka kita akan mengikuti debat cawapres nanti dengan prihatin.

Keduanya tentu akan berebut menarik simpati. Teror di masjid Selandia Baru itu akan jadi pembuka.

Saya kenal dua-duanya. Kiai Maruf Amin, cawapresnya Pak Jokowi itu, adalah komisaris Bank Nusumma. Saat saya menjadi direktur utamanya. Kami sering rapat yang dipimpin Gus Dur. Yang saat itu menjadi komisaris utama Nusumma.

Kiai Maruf juga sering ikut rapat kabinet. Di zaman Pak SBY sebagai presiden. Beliau anggota dewan pertimbangan presiden. Saya sebagai sesuatu di situ. Kami sering bertegur sapa. Sebelum sidang. Kadang sesudahnya. Atau saat sama-sama ke musala di dekat ruang sidang.

Sandiaga Uno, cawapresnya Pak Prabowo, juga saya kenal. Sesama pengusaha. Dan sesama penggemar olahraga. Bahkan saya mengenalnya sejak ia masih di awal karirnya. Itu pernah saya ungkapkan di layar TV. Agak panjang lebar. Sebelum saya tahu ia akan jadi cawapres. Dan tentu diungkapkan juga oleh Sandi sendiri. Saat ia jadi cawapres.

Kiai Maruf Amin tentu lebih unggul dalam bersilat lidah. Seorang kiai, apalagi kelas beliau, sudah terlatih bicara di depan publik. Tanpa teks. Pun tanpa persiapan.

Kiai sekelas beliau sangat mahir dalam ilmu mantiq. Tahu cara berdiplomasi. Piawai dalam mengelak. Pandai dalam membuat tamsil. Bahkan, dalam kadar tertentu, juga pandai dalam menyelipkan humor.

Hanya saja di kalangan ulama Kiai Ma'ruf tergolong sangat serius. Kebalikan dengan Kiai Said Agil Siraj. Ketua Umum NU itu. Yang humornya hampir sebanyak Gus Dur.

Kiai Maruf bukan jenis kiai sufi. Bukan kyai tarekat. Yang lebih banyak diam. Yang lebih banyak mendengar. Yang tidak tergiur kedudukan. Yang tidak mau bicara vokal.

Beliau tergolong kiai publik. Bahkan kini jadi kiai politik. Ambisinya menjadi cawapres saja sudah menunjukkan di kelas mana keulamaannya.

Dari situ saya menduga Kiai Maruf akan memenangkan debat nanti.

Saya kan juga tahu Sandi. Pengusaha itu jarang yang pandai bicara. Pandainya cari uang. Atau memimpin perusahaan.

Maka bagi Sandi harusnya akan lebih menonjolkan gestur tubuhnya. Mimik wajahnya. Yang bisa lebih menarik simpati. Untuk menutupi kekurang ahliannya berdiplomasi.

Tentu ada beberapa pengusaha yang pandai bicara. Seperti Ciputra. Atau Mochtar Riady. Yang kalau berbicara bukan main menariknya. Dan bukan main berbobotnya.

Inilah debat Utara-Selatan. Yang satu sangat tua. Satunya sangat muda. Yang satu ulama, satunya pengusaha. Yang satu berpendidikan pesantren, satunya Amerika.

Tapi semua itu sebenarnya tidak penting. Yang esensi adalah: apakah seorang wapres akan benar-benar 'dipakai' oleh presidennya nanti.

Kita semua tahu bagaimana Wapres Jusuf Kalla kecewa saat berpasangan dengan Pak SBY. Merasa kurang dipakai.

Publik juga tahu bagaimana Pak JK bahkan sudah kecewa sejak di minggu pertamanya dengan Pak Jokowi. Juga karena tidak dipakai.

Kita tentu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Itu bagian dari rahasia mereka berdua. Mungkin saja Pak SBY yang duluan kecewa dengan pasangannya itu. Mungkin juga Pak Jokowi yang justru kecewa sejak minggu pertamanya.

Kelak mereka pasti akan menulis memoar. Sesuai dengan masing-masing versinya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya