Bahaya radikalisme sudah mewabah di masyarakat Indonesia, tidak terkecuali di tubuh TNI dan Polri.
Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius dalam acara pembekalan tentang radikalisme dan terorisme kepada perwira marinir wilayah Jakarta dan komunitas intelijen korps marinir di Gedung Graha Marinir, Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
Suhardi menyampaikan marinir bisa menjadi agen perubahan pencegah radikalisme dan terorisme. Dia menekankan dalam menyikapi permasalahan saat ini antara lain mempunyai naluri rasa kebangsaan dalam merenspon dinamika di masyarakat, peka terhadap perubahan dan kemampuan analisa dan dampaknya, mampu memberikan koreksi kontruktif positif kepada penyelenggara negara, mampu membuat network dengan stake holder lainnya, cepat dalam merespon dan klarifikasi isu yang berkembang.
Lebih lanjut dia mengajak untuk selalu menggunakan akal dan logika dalam setiap mengahadapi permasalahan bangsa ini tapi juga dengan hati.
Diakhir pembekalanya Suhardi Alius berpesan bahwa tidak akan ada perubahan kalau tidak dimulai dari diri sendiri, utamakan kewajiban daripada hak, utamakan tugas dan tangung jawab daripada wewenang, pelihara etika, moral, dan kejujuran, apapun profesinya.
"Pikiran jernih akan melahirkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, jangan pernah pesimis dan tetap waspada serta hidup bukan hanya mengambil, tetapi memberi dan berbagi," katanya.
Hadir Dalam acara tersebut Kas Kormar Brigjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto, Brigjen TNI (Mar) Nur Alamsyah, M.Tr. (Han)., Deputi II BNPT, Karo Um. BNPT, Dir. Tindak BNPT, Dir. Derad BNPT, Dir. KPHI BNPT, serta para pejabat utama Korps Marinir.
Kedatangan Suhardi Alaidrus di Markas Sarang Petarung disambut langsung oleh Dankormar Mayjen TNI (Mar) Suhartono. Hadir Dalam acara tersebut Kas Kormar Brigjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto, Brigjen TNI (Mar) Nur Alamsyah, Deputi II BNPT, Karo Um. BNPT, Dir. Tindak BNPT, Dir. Derad BNPT, Dir. KPHI BNPT, serta para pejabat utama korps marinir.
