Berita

Ilustrasi Serpihan Pesawat/Net

Pertahanan

Boeing 737 Max-8 Jatuh: Mencari Faktor Teknis Dan Non Teknis

SELASA, 12 MARET 2019 | 19:43 WIB | LAPORAN: A KARYANTO KARSONO

. Tidak sampai enam bulan, Boeing 737 Max-8 jatuh dari udara. Diawali pesawat maskapai Lion Air JT610 lantas milik maskapai Ethiopian Airlines ET-302. Seluruh penumpang dan awak pesawat tewas. Masih menunggu hasil penyelidikan guna menemukan faktor penyebab kecelakaan.

Salah satu hasil penyelidikan kecelakaan pesawat terbang adalah dikeluarkannya rekomendasi. Baik teknis maupun non teknis yang berguna untuk meningkatkan taraf keselamatan penerbangan.

Tanggal 10 Maret 2019, Boeing 737 Max-8 milik maskapai Ethiopian Airlines jatuh. Hanya enam menit setelah lepas landas dari bandara internasional Addis Ababa Bole di Ethiopia, Afrika. Sebanyak 149 orang penumpang tewas bersama delapan orang awak pesawat.

Sebelumnya, 29 Oktober 2018, pesawat milik maskapai Lion Air, JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Sebanyak 189 penumpang dan awak pesawat dinyatakan meninggal.

Masih terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan kedua Boeing 737 Max-8. Meskipun di media sosial sudah mulai beredar beragam “kecurigaan”. Apalagi tipe kedua pesawat sama.

Ada dua prinsip dasar yang dianut oleh semua penyelidik kecelakaan pesawat terbang di seluruh dunia. Dua hal tersebut merupakan konsensus yang berlaku di seluruh dunia, dan diamini semua pakar penerbangan.

Pertama, perlu diingat bahwa seyogyanya tidak ada seorang pun, bahkan pihak pemerintah manapun, yang boleh menjustifikasi penyebab sebuah kecelakaan pesawat terbang, sebelum hasil resmi didapatkan dari proses investigasi yang dilakukan tim penyelidik kecelakaan.

Semua hal yang “mencurigakan” tidak boleh mengaburkan atau membiaskan fakta-fakta dari temuan di lapangan. Mulai dari kondisi serpihan pesawat hingga (nantinya) telaah perangkat perekam penerbangan atau yang dikenal dengan kotak hitam (black box).

Kotak Hitam adalah perangkat yang terdiri dari FDR (Flight Data Recorder) dan CVR (Cockpit Voice Recorder) yang paling diandalkan dalam sebuah penyelidikan kecelakaan pesawat terbang.

FDR adalah perangkat perekam data parameter penerbangan pesawat. Semua data mulai dari ketinggian terbang, kecepatan, arah pesawat hingga posisi pesawat (menukik atau menanjak, miring atau lurus) terekam. Sementara CVR adalah perekam semua suara yang ada dalam kokpit pesawat, termasuk tentunya percakapan penerbang dan komunikasinya dengan menara pengatur lalu lintas udara.

Hal penting kedua adalah fakta bahwa sebagian besar kecelakaan pesawat terbang bukanlah disebabkan faktor tunggal.  Sebagian besar kecelakaan pesawat terbang diakibatkan rentetan atau rangkaian penyebab yang saling berhubungan dan berkontribusi.

Kecurigaan bahwa penyebab jatuhnya Ethiopian Airlines Flight ET-302 sama atau mirip dengan Lion Air JT610 karena tipe pesawat yang sama, merupakan hal yang tidak bisa diterima secara resmi oleh penyelidik kecelakaan pesawat terbang yang kredibel. Meski demikian, faktor kemiripan tersebut tetap diperhitungkan, bukan dijadikan rujukan.

Apapun hasilnya, rekomendasi dari tim penyelidik kecelakaan tersebut sangat ditunggu. Bukan hanya untuk “memuaskan” beragam pihak, namun demi peningkatan taraf keselamatan dunia penerbangan itu sendiri.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

HUT ke-497 Kota Jakarta

Minggu, 19 Mei 2024 | 14:01

Alami Demam Tinggi, Raja Salman Kembali Jalani Pemeriksaan Medis

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:56

Aktivis Diajak Tiru Akbar Tanjung Keluar dari Zona Nyaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:54

Teater Lencana Membumikan Seni Pertunjukan Lewat "Ruang Tunggu"

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:36

Bamsoet Ungkit Lagi Cerita Pilu Golkar saat Dipimpin Akbar Tanjung

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:26

Alumni Usakti Didorong Berperan Membangun Indonesia

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:12

Diserang Rusia, 9.907 Warga Ukraina Ngacir dari Kharkiv

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Banyak Guru Terjerat Pinjol Imbas Kesejahteraan Minim

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Wantim Golkar DKI Pamer Zaki Bangun 29 Stadion Mini di Tangerang

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:39

Prabowo-Gibran Diyakini Bawa Indonesia Jadi Macan Asia

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:26

Selengkapnya