Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Pendidikan Dan Lowongan Kerja

SENIN, 04 MARET 2019 | 06:14 WIB

TAFSIR persoalan pendidikan formal yang muncul adalah adanya keinginan, agar tercapai kecocokan antara kompetensi alumni sekolah formal dengan kebutuhan industri.

Untuk itu, lembaga pendidikan diharapkan mengajarkan spesialisasi apa saja yang dibutuhkan oleh dunia industri, bukan untuk menghasilkan para alumni yang berkemampuan generalis.

Misalnya muncullah gagasan membuat program studi media sosial, bukan lagi membuka fakultas komunikasi, fakultas ilmu komputer, ataupun program studi teknologi informatika.


Akan tetapi setelah ditelusuri secara lebih mendalam, diketahui bahwa jumlah pencari kerja terdaftar sebanyak 698.988 orang, sedangkan lowongan kerja terdaftar sebanyak 289.632 orang di Indonesia tahun 2017 (Badan Pusat Statistik, 2018).

Persoalan betapa terasa sulit dalam mencari pekerjaan ternyata terletak pada kurangnya lowongan kerja terdaftar. Demikian pula dengan rendahnya kewirausahaan yang mampu menyediakan lowongan pekerjaan.

Jadi, pangkal persoalan terletak pada sisi kurangnya permintaan tenaga kerja dan kurangnya sisi penawaran kewirausahaan.

Persoalan juga terdapat pada lembaga pendidikan formal. Misalnya jumlah Sekolah Dasar (SD) di bawah otoritas Kemendikbud menurun, karena jumlah murid SD menurun. Persoalan berikutnya adalah jumlah guru-guru SD, Madrasah Ibtidaiyah, SMP, Madrasah Tsanawiyah, SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah berkurang dalam periode tahun ajaran 2014/2015 hingga 2016/2017.

Jumlah guru menurun, justru ketika pemerintah memberlakukan Kartu Indonesia Pintar, dana BOS, dan tunjangan sertifikasi guru. Akibatnya adalah rasio jumlah murid terhadap jumlah guru meningkat, yang dapat menurunkan intensitas dan efektivitas guru dalam memonitor kemajuan perkembangan pendidikan murid secara lebih seksama.

Persoalan lainnya di tingkat perguruan tinggi di bawah otoritas Kemenristekdikti dan Kementerian Agama adalah sangat banyaknya jumlah perguruan tinggi swasta dibandingkan negeri, yaitu 25,85 kali dan 12,04 kali tahun ajaran 2016/2017.

Sekalipun terdapat kuota untuk beasiswa mahasiswa dari keluarga pra sejahtera yang pintar, serta mendapat subsidi silang, namun sangat banyaknya jumlah perguruan swasta dan keberadaan perguruan tinggi BHMN, maupun sedikitnya kuota tadi membuat biaya pendidikan terasa sangat mahal untuk masyarakat banyak.

Hanya anak orang kaya dan mahasiswa beasiswa saja yang terkesan dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Perguruan tinggi berkualitas tinggi dengan biaya pendidikan terjangkau terasa langka dijumpai. Ada, namun jumlahnya sedikit.

Di samping itu, rasio jumlah mahasiswa terhadap jumlah tenaga edukatif di perguruan tinggi jauh lebih besar dibandingkan  rasio jumlah murid terhadap jumlah guru pada pendidikan SD hingga SMA, maupun Madrasah. Besarnya hampir dua kali lipat.

Akibat lanjutannya adalah persoalan penyediaan lowongan kerja yang diharapkan muncul dari semangat kewirausahaan tidak mudah diwujudkan. Produk alumni pencari kerjalah yang lebih mudah diproduksi oleh perguruan tinggi yang seperti itu.

Sugiyono Madelan

Penulis adalah peneliti INDEF dan pengajar Universitas Mercu Buana

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya