Berita

T-6 Texan II Amerika Serikat/Net

Pertahanan

Menduga Lirikan Vietnam Pada T-6 Texan II AS

JUMAT, 22 FEBRUARI 2019 | 11:38 WIB | LAPORAN: A KARYANTO KARSONO

. Pemerintah Vietnam tampaknya mulai melirik sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) buatan Amerika Serikat (AS). Salah satunya pesawat latih T-6 Texan II bermesin turboprop.

Sikap Vietnam tersebut terungkap dalam rapat dengar pendapat antara Panglima Komando Amerika kawasan Indo-Pasifik (US Indo-Pacific Command) Laksamana Philip Davidson dengan Komisi Militer Senat AS (US Senate Military Commission) beberapa waktu lalu.
 

Selama ini Vietnam dikenal “setia” memakai alutsista buatan Rusia. Apalagi pasca perang Vietnam dan hengkangnya AS membuat negeri itu diembargo AS dalam waktu sukup lama. Belakangan, keran embargo dibuka, Vietnam pun melirik sejumlah persenjataan buatan AS.

Setelah pilah-pilih, Vietnam tampaknya tertarik pada kapal patroli jarak jauh untuk AL. Juga UAV mini Scan Eagle. Guna memperkuat AU, anggota ASEAN itu tertarik pula dengan pesawat latih T-6 Texan II bermesin turboprop.

Ketertarikan (formal) Vietnam akan T-6 Texan II memang belum tentu mewujud jadi kontrak pembelian. Namun tetap saja niatan Vietnam ini mengundang tanya para pemerhati militer yang jeli.

Selama ini para penerbang AU Vietnam menjalani proses pelatihan di pesawat latih Yak-52 yang juga bermesin baling-baling. Pesawat latih buatan Rusia, selain dikenal bandel juga tercatat sudah puluhan tahun sukses mengantar banyak para penerbang negara-negara pemakainya menuju kokpit pesawat tempur Rusia ataupun China.

Hingga kini para penerbang AU Vietnam menjalani pelatihan terbang dasar di Yak-52, sebelum menjalani tahap latih lanjut di jet latih Aero L-39. Baru setelah itu, mereka mengawaki jet tempur Su-27 dan Su-30 Flanker atau jet serang darat Su-22 Fitter.

Ketertarikan Vietnam akan T-6 Texan II memunculkan dugaan bahwa negeri itu tengah mengincar pesawat tempur buatan AS. Kuat dugaan pesawat tempur yang dimaksud adalah jet F-16 Fighting Falcon.

Memang sempat terdengar sejumlah produsen pesawat tempur Eropa menawarkan dagangannya ke pemerintah Vietnam. Tercatat Saab dengan andalannya penempur JAS-39 Gripen dan Dassault menyodorkan tawaran jet tempur Rafale. Namun tawaran-tawaran tersebut tak berbuntut kontrak, bisa jadi lantaran faktor harga yang mahal.

Lantas mengapa Vietnam tertarik pada F-16? Memang tipe inilah yang dinilai paling logis. Pertama, Vietnam sejauh ini belum memiliki pesawat tempur kelas medium yang memadai untuk mengimbangi armada Su-27/30-nya.

Jet serang darat Su-22 Fitter memang bandel dan masih bisa dioperasionalkan, tapi secara teknologi dan kemampuan dinilai terlalu jauh “gap”-nya dengan Su-27/30 Flanker.

Nah, F-16 dinilai cocok mengisi celah tersebut. Kedua, secara teknologi T-6 Texan II memang didesain untuk mempersiapkan para penerbang AU AS guna  mengawaki jet tempur F-16 Fighting Falcon dan F-15 Eagle.

Satu alasan lagi, bisa jadi Vietnam belajar dari pengalaman Indonesia. Mampu mengoperasikan pesawat tempur buatan Rusia dan Amerika secara berdampingan. TNI AU sudah mengoperasikan penempur kelas berat Su-27/30 Flanker bersama penempur kelas medium F-16 Fighting Falcon selama lebih dari satu dekade.

Tinggal tunggu waktu, apakah ketertarikan Vietnam pada T-6 Texan II akan membuka jalan negeri tersebut meminang jet tempur F-16 Fighting Falcon dan F-15 Eagle yang memang dikenal laris manis. [yls]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya