Satgas ntimafia Bola menyegel Kantor Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI), pada Kamis (31/1). Kini segel telah dibuka. Kantor pun jadi markas Persija Jakarta.
Menjelang siang, kantor Komdis PSSI di Rasuna Office Park Blok DO-07 di Jalan HR Rasuna Said, Setiabudi, Jakarta Selatan (Jaksel) sepi. Tidak ada aktivitas apapun. Ruangan gelap.Hanya satu lampu kecil yang nyala. Terlihat satu kurir yang berjaga. "Komdis PSSI tidak pernah berkantor di sini," ujar Salim, kurir di kantor terseÂbut kepada Rakyat Merdeka, Selasa (19/2).
Berdasarkan pengamatan, kantor yang berada di Rasuna Office Park, merupakan kantor lama milik PT Liga Indonesia. PT Liga Indonesia adalah pengelola kompetisi Liga 1, 2 dan 3 Indonesia. Cukup sulit memang menemukan Gedung Rasuna Office Park. Posisinya 'terjepit' diantara puluhan gedung pencakar langit di kawasan itu. Letaknya dipojok. Gedungnya cukup tua. Tapi masih terawat baik.
Dari lokasi parkir yang beÂrada di lantai dasar gedung, kita harus naik tangga menuju lantai satu. Tidak terlihat satupun penjaga. Sehingga pengunjungbisa dengan mudah keluar masuk gedung tersebut. Setelah sampai di lantai satu, berderet puluhan toko. Tidak ada yang besar. Ukurannya sama. Hanya barang yang dijual berbeda. Ada yang menÂjual kebutuhan pokok. Ada pula yang menjual peralatan rumah tangga. Siang itu nampak sepi. Pengunjung yang datang bisa diÂhitung dengan jari. Mereka lebih memilih melihat-lihat suasana. Hanya sedikit pengunjung yang berbelanja.
Meski sudah ada di lantai yang tepat, namun agak sulit juga menemukan Kantor PT Liga Indonesia. Tidak ada petunjuk apapun di sana. Hanya ada nomor blok. Itupun terpasang di sudut atas toko. Setelah bertanya ke seÂjumlah pedagang, barudiketahui posisi kantor yang mengurusi sepak bola itu ternyata letaknya ada di belakang stand.
Setelah menelusuri lorong yang cukup lebar, barulah keÂtemu kantor PT Liga Indonesia. Ukurannya paling besar dibandÂing yang lain. Letaknya di pojok. Tidak ada tulisan apapun dideÂpannya. Garis polisi juga sudah tidak tampak lagi.
"(Garis polisi) hanya dipasang empat hari. Setelah itu dilepas lagi," ucap Salim kembali.
Di depannya hanya ada tuÂlisan ready eight, seven dan nine. Tulisannya besar menutupi sebagian besar dari tiga kaca itu. Sehingga kondisi di dalam ruangan tak nampak dari luar. Pintu masuk posisinya ada di sebelah kiri. Tertutup. Namun tidak terkunci. Di dalamnya terhampar ruang lobby. Terlihat cukup luas, lantaran tak banyak perabot di dalamnya. Hanya ada kursi sofa. Itu pun tidak besar. Hanya cukup untuk empat orang. Di belakangnya terpampang siluet orang menendang bola. Lengkap dengan tulisan; work hard, play harder.
Selain itu, terdapat papan beÂsar warna hitam. Letaknya beraÂda di tengah-tengah. Tulisannya; PSSI, Liga Indonesia. "Kantor PT Liga Indonesia sudah tidak di sini lagi. Sudah pindah ke Menara Mandiri di Sudirman," sebut Salim.
Di sisi kanan lobby terdapat pintu. Warnanya coklat. Tapi tertutup rapat. Untuk masuk kedaÂlamnya ada akses khusus. Hanya petugas yang bisa masuk ke daÂlam. "Tidak ada pengurus. Saya sendiri di sini," ucap Salim,
Salim mengatakan, sehari-hari kantor ini digunakan untuk opÂerasional Persija Jakarta. "Komdis tidak berkantor di sini. Tapi memang kadang rapat dilakukan di tempat ini," ungkapnya.
Kendati digunakan untuk marÂkas Persija, namun tak satupun informasi maupun logo tim sepak bola kebanggaan warga ibukota itu terpampang. Yang ada hanya tulisan Liga Indonesia.
Terkait penggeledahan yang dilakukan satgas, Salim memÂbenarkan hal itu. Namun ia tak mengetahui pasti barang apa saja yang disita. "Tanya ke polisi saja lebih tahu," elaknya sambil berlalu pergi.
Di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria menegaskan, PSSI tidak ada sangkut paut dengan penyegelan Kantor PT Liga Indonesia. Kantor PSSI maupunkomdis PSSI, berada di FX Sudirman, Jakarta Pusat.
"Semua aktifitas sudah dipinÂdahkan di sini, termasuk dokuÂmen-dokumen," kata dia.
Tapi memang, diakui Ratu, Komdis PSSI kadang kala mengÂgunakan kantor di Rasuna Office Park itu untuk menyidang peÂmain, pelatih, ataupun manajeÂmen yang nakal.
Wakil Ketua Komdis PSSI, Umar Husin, juga membantah organnya berkantor di Rasuna Office Park. Sejauh ini dalam proses penanganan perkara, kata Umar, Komdis PSSI mengÂgunakan kantor FX Sudirman. Bahkan beberapa waktu lalu, Komdis yang juga tengah menÂdalami kasus dugaan pengaturan skor dalam pertandingan Kalteng Putra vs PSS Sleman telah meÂmanggil beberapa pihak.
Sidangnya digelar di FX Sudirman dipimpin langsung oleh Ketua Komdis, Asep Edwin. Terkait kasus pengaturan skor yang tengah ditangani kepolisian Umar menyatakan komitmennya untuk bekerja sama.
Latar Belakang
Polisi: Joko Driyono Akui Menyuruh Orang Kantor Komdis Yang Disegel Polisi Dibongkar Pencoleng Kantor Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI) di Rasuna Office Park disegel Satgas Antimafia Bola, Kamis malam (31/1). Satgas berhasil mengaÂmankan sejumlah dokumen yang dicurigai berkaitan dengan tindak pidana pengaturan skor.
Kabag Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Syahar Diantono menÂgatakan, penyegelan dilakukanberdasarkan pengembangan dari laporan bekas manager Persibara Banjarnegara, Jawa Tengah, Lasmi Indriyani dan penggeledahan di kantor PSSI, pada Rabu (30/1). Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan para tersangka, di kantor itu banyak tersimpan dokumen-dokumen yang terkait dengan tindak piÂdana pengaturan skor.
Dalam kasus ini, Satgas Antimafia Bola telah menetapkan 11 tersangka. Mereka adalah; anggota Komisi Disiplin PSSI Dwi Riyanto alias Mbah Putih, Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Johar Ling Eng, beÂkas wasit futsal Anik Yuni Artika dan ayahnya yang merupakan bekas anggota Komisi Wasit PSSI Priyanto, seorang wasit pertandingan antara Persibara Banjarnegara melawan PSS Pasuruan bernama Nurul Safarid, pegiat sepakbola Indonesia Vigit Waluyo, dan staf Direktur Penugasan Wasit di PSSI berinÂsial ML. Empat tersangka lainÂnya adalah CH, DS, P, dan MR masih buron dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Kasus pengaturan skor semakin melebar setelah sejumlah orang diduga merusak garis kuning atau police line yang dipasang di Kantor Komdis di Rasuna Office Park. Mereka masuk ke tempat itu untuk menghancurkan barang bukti. Dalam kasus pengrusakan ini, Satgas menetapkan tiga tersangka, yaitu, Muhammad Mardani alias Dani, sopir Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono, Musmuliadi alias Mus pesuruh di PT Persija dan Abdul Gofar, pesuruh di PSSI. Para tersangka tidak diÂtahan dengan pertimbangan kooperatif saat pemeriksaan.
Selanjutnya, Satgas Antimafia Bola menetapkan pelaksana tugas (Plt) Ketum PSSI Joko Driyono sebagai tersangka peÂrusakan barang bukti yang telah terpasang police line, pada Jumat (15/2). Syahar menambahkan, Satgas menemukan adanya kertas yang dihancurkan denÂgan mesin penghancur kertas di bekas kantor PT Liga Indonesia. Polisi mencurigai kertas itu adalah dokumen terkait kasus pengaturan skor.
Ketua tim media Satgas Anti Mafia Bola Kombes Argo Yuwono mengungkapkan, saat peÂmeriksaan Joko Driyono sempat ditanya seputar perannya dalam kasus penghancuran dan penghiÂlangan barang bukti di ruangan yang telah disegel police line oleh penyidik.
"Dari pengakuannya (Joko) memang menyuruh orang untuk mengamankan barang tersebut," pungkasnya. ***