Berita

Pakar ekonomi Anthony Budiawan/RMOL

Politik

KEIN Bisanya Hanya Ngomong, Yang Punya Konsep Pembangunan Nasional Bappenas

RABU, 20 FEBRUARI 2019 | 18:35 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

. Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) yang dibentuk di era pemerintahan Presiden Joko Widodo seakan menjadi tumpang tindih dengan Badan Perancang Pembangunnan Nasional (Bappenas).

Sejak era Bung Karno masih bernama Dewan Perancang Nasional (Depernas), institusi Bappenas memang diprioritaskan untuk mengonsep pola pembangunan nasional yang arahnya adalah mennaiknya pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam diskusi publik bertajuk "Quo Vadis Perencanaan Pembangunan Nasional" yang diselenggarakan di Media Center BPN Prabowo-Sandi, Jakarta, Rabu (20/2), pakar ekonomi Anthony Budiawan menilai agar fungsi Bappenas diperkuat.

"Begini, itu ada secara basic yang benar karena mereka (Bappenas) yang memiliki model pembangunan jadi mereka ada asumsinya. Lalu asumsi itu dimasukan lalu keluarlah pembangunan atau pertumbuhan ekonomi kita berapa," kata Anthony.

Sambung dia, Presiden Jokowi saat ini lebih banyak cenderung menyusun pola pembangunan berdasarkan kajian dari KEIN. Anthony menegaskan bahwa tidak memiliki parameter yang jelas.

"Jadi dalam menyusun itu enggak bisa sembarangan, perlu ada ekonometri. Di Bappenas gunakan parameter itu. Nah dalam KEIN ini tidak mungkin bisa, orang dia cuma ngomong saja kok, enggak ada idenya," tegas Anthony.

Maka dari itu, dia mencontohkan kondisi saat ini di mana pertumbuhan ekonomi tidak meningkat alias stagnan. Ke depan jika kondisinya begini terus, dia memprediksi perekonomian nasional makin jauh terpuruk.

"Ini kita melihat sekarang di 5,1 persen. Ini kalau didiamkan, kita punya ekonomi akan jauh terpuruk, akan suram sekali untuk jangka waktu panjang," pungkas Anthony. [rus]

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya