Suara ledakan terdengar keras di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Minggu malam (17/2). Akibatnya, tujuh terluka. Tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Sehari setelah ledakan, dua polisi sibuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Membawa ransel besar dan kertas putih, keduanya serius mengamati sebuah pohon. Sorot mata mereka tertuju ke arah bawah. Ada bekas terkoyak. Seperti terkena ledakan. Namun, pohon itu masih kokoh berdiri.
Kemudian, salah satu peÂnyelidik mengeluarkan papan kecil warna putih. Ujungnya berbentuk lancip. Tulisannya, "identifikasi". Papan tersebut lantas diarahkan ke pohon yang terkoyak. Satu polisi lainnya, mengabadikan dengan kamera.
Ada puluhan yang mereka abadikan. Mulai dari bekas ledakan, hingga posisi pohon. Setengah jam kemudian, olah TKP selesai digelar. Keduanya kemudian duduk santai tak jauh dari lokasi kejadian. "Kami suÂdah dua kali olah TKP di tempat ini," ujar penyelidik dari Polda Metro Jaya yang enggan disÂebutkan namanya ini, kemarin, saat ngobrol dengan
Rakyat Merdeka.
Sembari duduk santai, salah satu polisi membuat sketsa di atas kertas putih. Dibuat secara berurutan, berdasarkan hasil identifikasi di lokasi. Tak dikeÂtahui apa hasilnya. Sketsa dibuat dengan coretan pensil. Sekilas seperti gambar sebuah kotak. Lengkap dengan keterangan di dalamnya. "Hasil sketsa ini akan kami berikan ke atasan untuk dianalisa," ujar polisi yang mengenakan kemeja putih dibalut rompi bertuliskan "Olah TKP" ini.
Namun, dua polisi ini enggan menjelaskan lebih jauh mengeÂnai penyebab ledakan. Apakah berasal dari petasan atau bom berdaya ledak rendah. "Nanti ke Karo Humas saja yang menjelasÂkan," elaknya, sambil berlalu.
Berdasarkan pengamatan, lokasi ledakan berada tepat di bawah pohon. Letaknya sekitar 100 meter dari Hotel Sultan, Jakarta. Tidak jauh dari lokasi nonton bareng para relawan dan simpatisan Jokowi-Ma'ruf Amin. Atau, di depan Stadion Aquatik Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat.
Di sekitar lokasi kejadian, terparkir dua mobil. Warnanya hitam. Keduanya menggunakan plat nomor kepolisian. Satu mobil tunggangan polisi yang melakukan olah TKP. Satu mobil lainnya bertuliskan "Jatanras Polda Metro Jaya". Belasan personel Jatanras berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian. Tidak ada satupun petugas yang menÂgenakan seragam. Seperti kaÂos putih dibalut celana jeans. "Kami diminta berjaga-jaga di sini," ujar personel Jatanras, Polda Metro Jaya yang enggan disebutkan namanya.
Sementara, pohon yang terkeÂna ledakan masih berdiri tegak. Tidak ada cabang yang patah. Hanya bagian bawah yang romÂpal selebar 30 centimeter. Kulit pohon terkelupas. Sehingga, bagian dalam terlihat jelas. Tidak ada bekas terbakar atau menghitam. Warna kayu tetap seperti semula. Tanah juga rata. Padahal, sebelumnya sempat berlubang sedalam 15 centimeÂter. Kini, lobang tersebut sudah ditutup tanah kembali.
Di sekeliling pohon juga terliÂhat bersih. Tidak ada lagi rimbuÂnan tanaman. Semua dipangkas habis. Tanaman terlihat berjarak satu atau dua meter dari pohon setinggi 5 meter itu. "Tanaman dipotong untuk memudahkan proses identifikasi," ujar Amran, Supervisor petugas kebersihan di Komplek Gelora Bung Karno (GBK), kemarin.
Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono, ledakan di Parkir Timur Senayan, berasal dari petasan. "Ini masih didalami petasannya oleh Laboratorium Forensik," ucap Gatot.
Gatot mengaku sudah melakuÂkan pengecekan kamera pengaÂwas. "Ini tahap awal, nanti kita lihat CCTVsiapa pelaku," kata dia.
Supervisor Kebersihan Jatuh dari Bangku, Nasi Kotaknya Terpental
Supervisor Kebersihan Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Amran menÂceritakan detik-detik terjadinya ledakan saat debat calon presiÂden (capres).
Sekitar pukul 20.00 WIB, ia sedang makan nasi kotak. Saat sedang asyik makan, ia dikejutÂkan suara ledakan yang sangat keras. Kaget, ia terpental dari kursi. Nasi kotak yang dipegangÂnya pun terlempar cukup jauh.
Waktu itu, posisi Amran dengan tempat ledakan cukup dekat. Sekitar 50 meter saja "Getarannya sangat terasa. Seperti bom," cerita Amran.
Sempat shock beberapa menit, Amran lantas mencoba sekuat tenaga untuk berdiri dan meliÂhat-lihat lokasi. Dari kejauhan, ia melihat puluhan ibu-ibu berÂlarian sambil menangis histeris. Mereka menuju ke arah Hotel Sultan.
Selain itu, ia juga melihat lima orang tergeletak di lokasi. Dari telinga mereka keluar darah. Beberapa petugas, lantas memÂbawa mereka ke rumah sakit terdekat. "Sepertinya telinga mereka terluka karena ledakan," duganya.
Namun, ledakan tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Sekitar tujuh orang yang menderita luka. "Kabarnya mereka sudah dipersilakan unÂtuk meninggalkan rumah sakit," kata dia.
Dengan adanya kejadian itu, Amran berharap pihak kepoliÂsian segera menangkap pelaku peledakan. Apalagi, terjadi di dekat acara debat capres yang penjagaannya sangat ketat.
Bila tidak secepatnya ditangÂkap, Amran khawatir para pelaku akan kembali beraksi pada debat selanjutnya yang akan dilangsungkan 17 Maret 2019. Soalnya, mereka ingin membuat kekacauan menjelang pemilu serentak. "Pelaku juga ingin membuat kekacauan di tengah masyarakat," duganya.
Latar Belakang
Gegara Ledakan Saat Debat Capres, Tujuh Orang Luka-luka Sebuah ledakan keras terjadi di area Parkir Timur Senayan, Jakarta, pada Minggu (17/2) sekitar pukul 20.13 WIB.
Ledakan yang bersamaan denÂgan agenda debat calon presiden (capres) di Hotel Sultan, Jakarta ini menimbulkan tujuh korban luka. Namun, tidak ada korban jiwa.
Awalnya, debat berlangsung lancar. Pendukung dua pasangan capres yang tidak bisa masuk ke dalam ruang debat di Hotel Sultan, menggelar nonton bareng (nobar) di Lapangan Parkir Timur Senayan. Pendukung dua paslon dipisahkan jarak sekitar 500 meter.
Kemudian, sekitar pukul 20.13 WIB, saat capres Jokowi menyampaikan visi dan misi, tiÂba-tiba terdengar ledakan keras. Ledakan itu disertai asap putih yang membumbung setinggi sekitar 3 meter, serta menyisakan lubang di tanah sedalam sekitar 15 centimeter. Para relawan Jokowi-Maruf yang terdekat dengan lokasi ledakan, berhamÂburan ke berbagai arah.
Untuk mengamankan lokasi ledakan, polisi dan TNImelakuÂkan sterilisasi lokasi kejadian. Selanjutnya, Tim Penjinak Bom datang dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Setelah ledakan, nobar kedua paslon tetap dilanjutkan. Namun, polisi membentuk barikade dan memasang garis polisi di antara keduanya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menyebut, ada tujuh relawan Jokowi- Ma'ruf yang terluka akibat ledakan di Parkir Timur. "Sudah kita komunikasiÂkan dengan dua rumah sakit, RS Pelni dan RS TNI AL Mintoharjo. Mereka sudah boleh pulang," ujar Argo dalam keterangannya.
Menurut Argo, kepolisian sudah memeriksa 10 saksi dalam peristiwa ini. Mereka merupaÂkan orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian perkara. Para saksi berasal dari pedagang dan relawan pendukung Joko Widodo. "Kami juga sudah meÂminta rekaman CCTV di lokasi," tandasnya.
Argo mengatakan, ledakan tersebut menimbulkan lubang sedalam 15 centimeter. Polisi juga telah menggunakan meÂtode induktif untuk mengetahui sisa material dalam ledakan itu. "Kita lihat tidak ada material yang tertinggal," ucapnya.
Argo mengaku belum bisa menyimpulkan motif di balik ledakan tersebut. Pihaknya akan mengecek sejumlah fakta di lapangan sebelum menyimpulÂkan motif pelaku. "Kami cek pelakunya. Apakah dilempar atau tidak," ujarnya.
Selain itu, Argo mengaku, kepolisian sudah melakukan pengamanan dengan baik agar kegiatan debat dan lokasi di sekitarnya berjalan lancar.
Setelah kejadian ledakan itu, kata Argo, kepolisian akan membaÂhas ulang soal pengamanan hingga lokasi nonton bareng relawan pasangan capres dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak terpancing isu-isu menyesatkan. "Masyarakat jangan khawatir dan cemas, tetap beraktivÂitas seperti biasa saja," tuturnya.
Dia menegaskan, TNI-Polri akan mengamankan Jakarta sampai Pilpres selesai. "Semua pengamanan sudah kami lakuÂkan," tandas Argo. ***