Berita

Dahlan Iskan

Pauline

SABTU, 16 FEBRUARI 2019 | 05:13 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

SEMULA mendebarkan. Jadinya jadi-jadian.

Partai penguasa seperti dapat durian runtuh: pencalonan Putri Ubol dinyatakan tidak sah.

Bahkan partai yang mencalonkannya dicoret: Thai Raksa Chart. Dianggap melanggar undang-undang. Kok berani mencalonkan keluarga kerajaan.


Putri Ubolratana adalah kakak raja Thailand sekarang: Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun. Yang bergelar Rama X.

Lebih dari itu. Semua caleg dari partai itu kena hukuman. Tidak boleh ikut pemilu. Pun seandainya pindah partai.

UU pemilu di sana mengatakan: seorang caleg harus minimal 90 hari menjadi anggota partai yang mencalonkan. Padahal pemilunya tanggal 24 Maret depan. Hari ini loncat partai pun tidak nututi.

Semula penguasa sudah panas dingin. Kedatangan Putri Ubol ke KPU sudah jadi kampanye. Belum lagi dukungan rakyat kecil. Yang tidak suka penguasa. Terutama di wilayah Thailand Utara.

Semula pencalonan Putri Ubol dianggap siasat jitu oposisi. Dikira tidak melanggar UU. Putri Ubol sudah berstatus rakyat biasa. Sejak melepaskan haknya menjadi Princess. Pilih mengawini pacarnya. Teman kuliahnya di MIT Boston. Yang mahasiswa bule.

Ternyata Putri Ubol tetap dianggap keluarga kerajaan. Yang harus tidak terlibat politik.

Oposisi berantakan.

Hancur.

Berkeping.

Kini penguasa militer hampir pasti menang. Di Pemilu yang tinggal satu bulan lagi.

Memang masih ada nama besar yang muncul. Dari partai Demokrat. Namanya mungkin Anda belum lupa: Abhisit Vejjajiva. Yang ganteng itu. Yang pernah menjadi perdana menteri Thailand termuda. Tahun 2008 lalu.

Kini Abhisit sudah 54 tahun. Masih tetap ganteng dan charming. Tapi elektabilitasnya masih rendah. Baru sekitar 16 persen. Sedang calon incumbent 37 persen.

Sempat incumbent turun menjadi tinggal 30 persen. Lalu naik lagi setelah oposisi berantakan.

Dengan hancurnya partai Thai Raksa Chart kini tinggal partai Pheu Thai. Yang masih berarti. Di barisan oposisi. Tapi calonnya lebih lemah lagi: Sudarat Keyuraphan. Mantan menteri. Tapi elektabilitasnya masih belum 12 persen.

Jangan khawatir. Masih ada calon lain lagi. Bahkan kemunculannya lebih bikin heboh.

Tapi ya sebatas heboh-heboh.

Dia laki-laki yang cantik. Ia wanita yang ganteng. Ia entah laki-laki entah perempuan.
Namanya Pinit Ngarmpring. Umur 54 tahun.

Tiga bulan lalu namanya diganti. Menjadi Pauline Ngarmpring. Setelah operasi kelamin. Menjadi wanita. Seperti impiannya sejak kanak-kanak.

Namanya sudah disahkan oleh KPU. Sudah boleh ikut pemilu. Dia atau ia sudah mulai kampanye. Terang-terangan. Menyatakan diri sebagai LGBT.

Setidaknya, katanya, partainya bisa mendapat 10 kursi. "Mungkin saja saya tidak berhasil jadi perdana menteri," katanya. "Setidaknya kesetaraan gender LGBT sudah diakui," tambahnya.

Pengaruh Pauline tidak kecil. Dia atau ia pernah mendirikan fans club. Untuk penggemar sepakbola. Dia atau ia berhasil menjadi ketua Boneknya Thailand.

Saat merantau ke Amerika Pinit pernah bekerja di sebuah restoran. Di New York. Lalu belajar memasak. Serius sekali. Lewat youtube.

Menjadi ahli.

Kini Pauline memiliki restoran di Bangkok. Namanya Pauline Kitchen. Menyajikan masakan Thailand yang sudah dipermodern.

Pun kalau Pauline terpilih jadi perdana menteri belum tentu tidak mampu. Filipina pernah punya presiden LGBT. Sebelum presiden yang sekarang. Prestasinya luar biasa. Pertumbuhan ekonomi Filipina 7,9 persen. Saya sempat mengucapkan selamat pada beliau. Atas prestasi dan kemajuan itu. Saat saya  diterima di istananya yang sederhana di Manila: Istana Malacanang.

Dengan semua itu pemilu di Thailand menjadi tidak seru lagi. Pemerintahan militer yang sekarang pasti akan berlanjut. Dengan baju baru: demokrasi. Hasil pemilu.

Tapi siapa tahu Pauline jadi bola liar. Yang tiba-tiba saja menggelinding sendiri. Ke gawang lawan. Tanpa ada yang menendangnya.[***]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya