Berita

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo/RMOL

Hukum

Anak Santoso Teruskan Jejak Sang Ayah Bergerilya Di Hutan Poso

KAMIS, 14 FEBRUARI 2019 | 21:37 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Anak pimpinan teroris Almarhum Santoso meneruskan perjuangan sang ayah dengan bergabung ke dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.

"Satgas berghasil mengidentifikasi satu orang DPO lagi yang ikut bergabung ke kelompok Ali Kalora, yaitu anak kandung Santoso," kata Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (14/2).

Namun begitu, satgas belum mengetahui persis bergabungnya anak Santoso apakah direkrut oleh Ali Kalora atau atas inisiatif sendiri.


"Ya antara direkrut dan inisiatif sendiri karena datang ke hutan (untuk bergabung)," kata Dedi.

MIT sendiri diambil alih Ali Kalora setelah Santoso tewas pada 2016 lalu dalam Operasi Tinombala. Informasi terbaru terdapat penambahan empat anggota sehingga total ada 14 orang.

Empat orang yang baru bergabung teridentifikasi berasal dari Banten dan Makassar, dan semuanya telah masuk daftar pencarian orang (DPO).

Keempat orang tersebut adalah Alvin, Jaka, Ramadan, dan Alqindi Mutaqien asal Banten, serta Andi Muhamad dari Makasar.

Polisi sebelumnya mengultimatum Ali Kalora dan kelompoknya untuk menyerahkan diri sebelum 29 Januari. Ultimatum salah satunya ditulis dalam selebaran yang disebarkan melalui udara di Pegunungan Biru, Sulawesi Tengah yang disinyalir sebagai tempat MIT melakukan gerilya.

Kelompok Ali Kalora mencuat ke publik setelah aksinya membunuh dan memutilasi warga di Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong pada 31 Desember 2018. Diduga aksi tersebut untuk mengundang aparat keamanan datang ke lokasi. Mereka pun menembaki petugas kepolisian yang tengah mengevakuasi jasad korban mutilasi.

Ali Kalora bersama kelompoknya melarikan diri ke wilayah pegunungan di perbatasan Parigi Moutong dan Poso. Hingga saat ini, pengejaran terhadap mantan anak buah Santoso alias Abu Wardah itu terus berlanjut. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya