Berita

Herzaky M. Putra/Net

Herzaky: Kebebasan Pers Di Era SBY Dan Lonceng Kematian Yang Semakin Dekat

RABU, 13 FEBRUARI 2019 | 16:27 WIB | LAPORAN: TUAHTA ARIEF

Pers di era Pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono benar-benar nyaman dan tenang melaksanakan tugas pokoknya melayan publik, memperjuangkan keadilan dan kebeneran serta kepentingan publik.

"SBY merupakan sosok seorang negarawan yang perlu dicontoh oleh pemerintahan saat ini dan pemerintahan selanjutnya terkait dengan kebebasan pers," ujar Herzaky M. Putra, Deputi Kogasma Partai Demokrat kepada RMOLKalbar beberapa waktu lalu.

Politisi asal Kalimantan Barat ini melanjutkan, pers di era SBY diberikan ruang untuk menyampaikan peristiwa di ruang publik apa adanya.

"Tidak ada usaha mencegah pemuatan berita seputar aksi-aksi massa yang tidak pro pemerintah. Begitu juga kritik-kritik keras dari lawan politik pemerintah, bisa muncul di ruang publik dan mendapatkan pemberitaan media secara masif tanpa pernah diintervensi pemerintah SBY," kata Herzaky.

Bahkan, Herzaky mengingatkan, di masa era kekuasaan SBY berakhir ada salah satu stasiun televisi yang intens memberikan kritikan kepada SBY dan Partai Demokrat.

"Tapi, tidak ada sekalipun kader-kader ataupun simpatisan Partai Demokrat yang mendatangi stasiun televisi itu untuk mengintimidasi. Apalagi, menggeruduk, merusak kantor media tersebut," beber caleg DPR RI dari Partai Demokrat ini.

Presiden SBY, kata Herzaky, memilih untuk menjaga dan menghormati kebebasan pers karena SBY seorang demokrat sejati.

"SBY meyakini kalau kebebasan pers merupakan unsur penting dalam menjaga dan meningkatkan kualitas demokrasi kita. Kualitas pemimpin seperti ini memang langka di Indonesia. Jangan belenggu kebebasan pers," tegas Herzaky.

Bagi Herzaky, selagi produk jurnalistik mampu dipertanggungjawabkan dan menjalankan prinsip dasar, pers harus diberikan ruang dalam upaya pelayanan hak-hak publik.

Kondisinya hari ini, terang Herzaky, kecenderungan untuk pers menghasilkan produk jurnalistik yang cover both side semakin kecil, karena intervensi dan keberimbangan media yang mengarah ke partisan.
 
"Ada persepsi yang berkembang di sebagian masyarakat, kalau media-media mainstream tertentu mulai menjadi partisan. Memberitakan hanya dari sudut pandang tertentu saja, tanpa memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan perspektif lain. Kondisi ini jika dibiarkan, membuat ramalan matinya pers di tahun 2030, bakal berlangsung lebih cepat," tegas Herzaky. [hta]




 

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya