Berita

Philips Wona/RMOL

Politik

Pejuang DOB: Kata ‘Nanti’ Dari Pemerintah Hanya Tipu-Tipu

JUMAT, 25 JANUARI 2019 | 22:43 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Pejuang Daerah Otonomi Baru (DOB) dari berbagai daerah berkumpul di DPD untuk mendorong pemerintah menandatangani Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Desain Besar Penataan Daerah (Desertada) dan RPP Desain Penataan Daerah (Detada).

Tuntutan itu dilakukan setelah pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menolak adanya DOB karena alasan biaya.

Penanggung Jawab DOB Papua, Philips Wona mendesak presiden Joko Widodo (Jokowi) segera menandatangani RPP tersebut. Dia yakin negara punya cukup uang untuk memekarkan wilayah di Papua.


“Sebab, kalau tidak ada uang kita pasti sudah bubar,” ujar Philips di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (25/1).

Dia mengaku sudah bertemu dengan perwakilan Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Tapi, Philips mencium ada gelagat tipu muslihat dari pertemuan tersebut.

“Kami kemarin sudah ketemu dengan Kantor Staf Presiden dia bilang ‘nanti’, nah kata ‘nanti’ ini bagi kami di Papua sudah tipu-tipu,” ucapnya

Lanjut dia, jika DOB ini tidak segera ditandatangani oleh presiden dikhawatirkan stabilitas nasional bisa terganggu.

“Kami minta Bapak Presiden untuk menandatangani DOB agar tidak mengganggu stabilitas nasional,” tegasnya.

Putra pejuang Trikora yang membebaskan Irian Barat ini menilai bahwa permintaan masyarakat Papua hanya kesejahteraan. Sementara pemekaran adalah salah satu solusinya.

“Kami datang ini tidak untuk minta merdeka atau bikin makar, tidak. Kami hanya minta presiden tanda tangan, ini kan amanat UU,” pungkasnya. [ian]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya