Berita

Abu Bakar Ba'asyir (kopiah putih) bersama Yusril Ihza Mahendra di sebelah kirinya/net

Politik

Dua Mesin Jokowi Bekerja, Pembebasan Ba'asyir Enggak Jelas

SELASA, 22 JANUARI 2019 | 20:40 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pembebasan terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir, tak bisa lepas dari upaya politik Joko Widodo mencari simpati masyarakat menjelang Pemilihan Presiden 2019.

Namun, Jokowi malah "terjebak" dengan dua mesin yang bekerja di bawahnya. Mesin pemerintahan dan mesin pencalonannya sebagai presiden periode kedua.

Pandangan ini terungkap di awal diskusi "Maju Mundur Kebebasan Ba'asyir" yang ditayangkan langsung oleh CNN Indonesia, saat ini (Selasa, 22/1). Hadir sebagai narasumber adalah Pemimpin Redaksi CNN Indonesia, Desi Anwar; Pemimpin Umum RMOL Network, Teguh Santosa; dan Pemimpin Redaksi Koran Tempo, Budi Setyarso.

"Ini tahun politik, segalanya bisa dimainkan, tapi apakah jurus ini berhasil? Ada kaitan dengan BTP alias Ahok yang akan segera menghirup udara bebas. Ini spekulasi, ada momentum yang dimainkan," kata Desi Anwar.

Desi mempertanyakan, jika memang harus dibebaskan, mengapa Ba'asyir tidak dibebaskan presiden pada tahun lalu atau waktu selain menjelang Pilpres. Momentum ini membuat masyarakat luas melihat ada aspek politik di baliknya.

"Momentumnya agak aneh, debat perdana baru selesai, mencoba merebut suara sebanyak mungkin. Mau enggak mau momentum ini membuat kita curiga," tambah Desi.

Teguh Santosa punya pengamatan sendiri. Menurutnya, di balik isu ini ada dua mesin sedang bekerja. Pertama, mesin presiden. Kedua adalah mesin calon presiden. Penggunanya orang yang sama yaitu Joko Widodo yang menjabat presiden sekaligus berstatus calon presiden.

"Yusril Ihza Mahendra adalah perangkat calon presiden. Menko Polhukam (Wiranto) perangkat presiden," terangnya.

Teguh melihat mereka bekerja dengan dua objektif berbeda. Maka langkah Wiranto mengkaji ulang rencana pembabasan Ba'asyir sangat bisa dipahami.

"Wiranto adalah perangkat presiden, in ruling. Saya enggak tahu apa pertimbangan kawan-kawan di mesin capres, sehingga ada jurus bebaskan Ba'asyir, terlepas dari alasan kemanusiaan," ujar Teguh.

Tekannya lagi, kompleksitas isu pembebasan Ba'asyir disebabkan dua pihak bekerja dengan dua objektif berbeda.

Pada gilirannya, Budi Setyarso mengatakan, seharusnya rencana pembebasan Ba'asyir sudah melalui kajian mendalam di level pemerintah.

"Karena pucuk tertinggi bilang akan bebas, tapi Menko Polhukam rapat dengan jajaran, ternyata ini baru kajian. Logisnya ini dikaji dulu," jelas dia.

Terkait spekulasi yang sebelumnya disebut Desi, ia melihat mungkin saja ada kaitan dengan akan bebasnya terpidana kasus penistaan agama Islam, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atau BTP.

"Karena kasus Ahok kan bukan kasus hukum murni. Ini berbalut dengan tekanan politik. Juga ketika Ma'ruf Amin dipilih (menjadi cawapres Jokowi), enggak bisa lepas dari ketakutan Jokowi dari tekanan lebih besar," jelasnya. [ald]

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya