Berita

Habib Hasyim Arsal Alhabsi/Dok

Nusantara

Kemerdekaan Jiwa

SENIN, 21 JANUARI 2019 | 07:28 WIB

ISLAM Itu agama yang indah. Di antara keindahan agama Islam adalah momentum sejarah yang kemudian dijadikan sebagai pengingat bagi umat.

Melalui sejarah, manusia tak perlu lagi mengulangi apa yang dilakukan umat terdahulu. Dengan ibarat lain, manusia cukup melanjutkan perilaku positif sejarah dan menanggalkan aspek negatifnya. Karena itu, Alquran menyajikan banyak cerita sejarah terdahulu yang menjadi pelajaran paripurna bagi umat berikutnya.

Menariknya dalam Islam, sejarah bukan hanya sekedar untuk diketahui tapi juga diperagakkan dalam bentuk syariat. Sebagai contoh adalah  ibadah haji. Dalam ibadah haji, umat Islam dituntut untuk mengikuti napak tilas sejarah para pendahulu.

Sa´i dalam marasim ibadah Haji yang dilakukan dalam bentuk larian kecil menggambarkan upaya ibunda Hajar, istri Nabi Ibrahim AS untuk mencari air minum Nabi Ismail AS. Beliau berlari kecil antara Shafa dan Marwa hingga menemukan air untuk putranya.

Tidak tanggung-tanggung, contoh lainnya adalah salah satu dari dua hari raya besar umat Islam yang dijadikan momentum sejarah untuk mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim AS atas putranya, Nabi Ismail AS. Hari itu kemudian dijadikan Hari Raya Besar Kurban atau Idul Adha.

Pada hari itu, umat Islam dituntun menyembelih kambing secara massal, dan kemudian  daging dari hasil penyembelihan dibagi-bagikan ke masyarakat luas. Sebuah fenomena sosial yang luar biasa.

الإمام علي�' قال: سَمِعتُ رَسولَ الل�'ه ِ صلى الله عليه و آله يَخطُبُ يَومَ الن�'َحرِ ، وهُوَ يَقولُ : هذا يَومُ الث�'َج�'ِ والعَج�'ِ ، والثَج�'ُ : ما تُهريقونَ فيهِ مِنَ الد�'ِماءِ ، فَمَن صَدَقَت نِي�'َتُهُ كانَت أو�'َلُ قَطرَةٍ لَهُ كَف�'ارَةً لِكُل�'ِ ذَنبٍ ، والعَج�'ُ : الد�'ُعاءُ ، فَعِج�'وا إلَى الل�'ه ِ ، فَوَال�'َذي نَفسُ مُحَم�'َدٍ بِيَدِهِ لا يَنصَرِفُ مِن هذَا المَوضِعِ أحَدٌ إلا�' مَغفورًا لَهُ ، إلا�' صاحِبَ كَبيرَةٍ مُصِر�'ًا عَلَيها لا يُحَد�'ِثُ نَفسَهُ بِالإِقلاعِ عَنها .

Sayidina Ali Karamallahu wajhahu meriwayatkan, "Saya dengar, Rasulullah Saw berkhutbah di Hari Iedul Adha dan bersabda; Hari ini Tsaj dan ´Aj. Tsaj  itu darah yang kalian alirkan pada penyembelihan binatang korban. Barang siapa yang niatnya lurus, maka awal tetesan darah menghapuskan setiap dosa.  Adapun ´Aj adalah doa. Karena itu, berdoalah kalian kepada Allah Swt. Sumpah demi jiwa Nabi Muhammad Saw yang ada di genggaman-Nya, tidak ada satu pun yang bertolak dari tempat ini melainkan mendapat ampunan-Nya, kecuali  pendosa yang yang bersikeras melakukan dosa besar dan tak berkeinginan meninggalkannya."

Pengorbanan adalah derajat tertinggi di hadapan Allah. Dengan pengorbanan, manusia telah meniadakan egonya dan meleburkan dirinya demi kemuliaan sejati. Karena itu, Nabi Ibrahim as termasuk nabi yang mendapat derajat istimewa di hadapan Allah Swt setelah pasrah diri menjalankan perintah ilahi untuk berkorban.

Konsekuensi dari pengorbanan adalah kemerdekaan sejati. Tidak ada orang yang merdeka tanpa berkorban. Pengorbanan itu syarat utama untuk merdeka. Seseorang ingin merdeka harus tega tanggalkan ego, ambisi dan hawa nafsunya. Di sinilah letak pengorbanan sejati.

Sebuah bangsa pun tak mungkin merdeka tanpa kehadiran para pahlawan dan pemberani yang tinggalkan kepentingan diri mereka dan keluarga mereka demi kepentingan lebih besar, yaitu keutuhan sebuah bangsa.

Pengorbanan adalah sebuah proses yang harus ditempuh untuk mencapai kemerdekaan. Saat berkorban, ia sudah merdeka secara jiwa. Adapun merdeka secara raga adalah karunia ilahi.

Nabi Ibrahim AS secara jiwa mampu buktikan kemerdekaannya dengan menyerahkan anak kesayangannya siap dikorbankan. Tapi kemudian Nabi Ibrahim AS secara lahir atau raga mendapatkan kemerdekaan dengan tergantinya Nabi Ismail AS dengan domba.

Kemerdekaan raga adalah karunia yang merupakan  konsekuensi dari pengorbanan. Sementara kemerdekaan jiwa adalah pengorbanan yang merupakan hasil persembahan ikhtiyar manusia dari sikap berserah diri penuh kepada Yang Maha Kuasa.

Dengan demikian, ketika seseorang berkorban untuk kepentingan di luar dirinya berarti ia secara jiwa telah merdeka. Syukurilah karunia kemerdekaan baik jiwa maupun raga. [***]


Habib Hasyim Arsal Alhabsi

Calon Legislatif Partai Amanat Nasional (PAN) Nomor Urut 3 untuk Dapil 1 Kalimantan Selatan

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya