Berita

Petani jagung/Net

Dahlan Iskan

Petir Jagung

SENIN, 14 JANUARI 2019 | 05:12 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

HARGA telur turun. Pada saatnya nanti. Ketika harga jagung sudah turun. Juga pada saatnya nanti.

Sekarang sudah serba salah. Mau impor sekali lagi? Apakah waktunya masih tepat? Impor kan tidak bisa cepat?

Akhir Februari nanti petani jagung sudah mulai panen. Misalnya di sekitar Grobogan, Jateng. Yang hari ini sudah terlihat nyata: buah jagungnya sudah membesar.


Kalau pun diputuskan lagi harus impor bisakah dijamin cepat datang? Sebagai panadol kedua? Setelah impor pertama 100.000 ton itu langsung ditelan pasar? Dan belum bisa mengembalikan harga jagung? Kalau toh harus impor lagi bisakah masuk minggu depan? Dan dalam jumlah yang tepat? Tidak boleh berlebih?

Semula saya percaya. Tahun 2018 tidak perlu impor jagung lagi. Prestasi besar itu akhirnya tercapai. Kementerian pertanian sudah berani mengeluarkan data. Yang membuat dada membusung: Indonesia surplus jagung. Bahkan sampai 13 juta ton.

Ternyata seperti halilintar yang tanpa petir. Harga jagung melejit di bulan Nopember. Bahan pokok makanan ternak itu bikin gelegar. Seperti juga dulu-dulu.

Lalu diputuskanlah impor jagung. Terpaksa. Angkanya malu-malu: 100 ribu ton.

Hanya menolong sebentar. Angka itu ternyata tidak cukup. Beda harga Bulog dengan pasar masih begitu jauh: Rp 4.000/Kg versus Rp 6.000/Kg.

Terjadi antrean di Bulog. Truk penuh jagung terguling. Sepulang dari antre. Semoga bukan karena lelelahan.

Kini sudah kepalang tanggung. Mau impor lagi pun sudah sangat nanggung. Berita buruk terpaksa masih akan harus beredar. Sampai akhir Februari nanti.

Kalau pun impor lagi belum tentu baik. Kedatangan jagung yang tidak pas justru akan jadi berita lebih buruk, pemerintah impor jagung di musim panen.

Padahal bulan berikutnya giliran Sumbawa mulai panen. Besar-besaran. Khususnya Kabupaten Dompu. Bisa mencapai 100 ribu hektar.

Demikian juga Sulawesi Tengah. Dan Gorontalo. Habis itu Lampung panen raya. Dan daerah-daerah lain lagi.

Harga jagung saat ini memang masih Rp 6.200/kg. Tiga hari lalu. Jauh dari harga patokan Rp 4000/kg. Pabrik pakan terpaksa masih mengeluh berat. Di media sosial. Tidak terlihat di media main stream.

Tapi sebenarnya mereka juga tidak mengeluh. Pabrik pakan sudah menaikkan harga. Peternak toh tidak mungkin tidak beli. Tidak ada pilihan lain.

Peternaklah yang mengeluh, harga pakan naik. Sebenarnya peternak juga tidak mengeluh. Mereka juga tetap ingin hidup. Mereka sudah menaikkan harga telur. Atau daging ayam.

Tinggal pembeli yang mengeluh. Sebenarnya juga tidak mengeluh. Tinggal lebih sedikit makan telur. Atau daging ayam.

Sampai harga jagung turun. Harga makanan ternak turun. Harga telur turun. Harga daging ayam turun. Pada waktunya. [***]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya