Berita

Politik

Kalau Mau Dagelan, KPU Harus Ingat Ada Keutuhan Bangsa Yang Jadi Taruhan

SELASA, 08 JANUARI 2019 | 14:50 WIB | LAPORAN: TUAHTA ARIEF

Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang membatalkan paparan visi misi saat kampanye pilpres sangat mungkin terulang kembali pada agenda kampanye pilkada setelah 17 April mendatang.

"Bila aturan yang dianggap sakral pada penentuan tingkat presiden saja bisa diubah, ya sangat mungkin setelah pilpres, semua calon kepala daerah mengajukan agar debat juga dibatalkan," kata legislator dari Partai Gerinda Kota Binjai, Ambi Buana seperti diberitakan RMOLSumut, (Selasa 8/1).

Legislator termuda kota Binjai ini menilai pembatalan agenda pemaparan visi-misi itu sebagai sebuah kelucuan. Mengingat pemaparan visi misi adalah salah satu metode bagi publik untuk mengukur kemampuan kontestan pilpres.


"Ini bisa terjadi berulang-ulang. Dan tentu saja ada pihak yang akan dirugikan. Kelucuan-kelucuan yang dipamerkan KPU ini biar saja jadi kelucuan. Tapi kami berharap, tak ada permainan kotor saat pencoblosan dan perhitungan suara nanti," kata Ambi.

Ambi mengingatkan, keputusan pembatalan debat pilpres  oleh KPU sebagai sebuah dagelan politik itu tidak menimbulkan keresahan yang justru bisa berdampak pada keutuhan bangsa.

"KPU kalau mau lucu-lucuan silakan. Tapi ingat ada kestabilan keamanan negara yang sedang dipertaruhkan," Kata Ambi. [hta]










Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya