Berita

Dedi Prasetyo/Net

Pertahanan

Polri: MIT Pimpinan Ali Kalora Cuma 10 Orang Dengan 3 Senjata

RABU, 02 JANUARI 2019 | 19:44 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala telah mendeteksi kekuatan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang kini dipimpin oleh Ali Kalora. Kelompok ini sebelumnya dipimpin langsung oleh Santoso, yang telah tewas diterjang timah panas personel satgas.

Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, Tim Satgas Tinombala telah mengidentifikasi gerak maupun kekuatan kelompok pimpinan Ali Kalora tersebut.

“Jumlah mereka tidak banyak, kecil, jumlahnya 10 orang. Sudah diidentifikasi jumlahnya segitu. Dan kekuatannya sudah diidentifikasi hanya 3 senjata. Dua senjata laras panjang, satu rakitan, satu senjata laras pendek rakitan dan sisanya senjata tajam,” urai Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (2/1).

Satgas, kata Dedi, juga telah memiliki pola pengejaran dan terbukti berhasil saat pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso meregang nyawa dalam kontak tembak di pegunungan Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada Juli 2016 lalu.

“Satgas Tinombala sudah memiliki pola-pola pengejaran, selain fokus di Poso, juga tentunya pelarian mereka di Parimo menjadi titik pengejaran satgas. Satgas masih terus bekerja,” ujar Dedi.

“Kelompok ini kecil, lemah. Meskipun kondisi geografis cukup luas, Satgas masih mampu,” tambahnya.

Dedi menambahkan, karena mereka kekuatannya kecil, persenjataan terbatas, amunisinya sangat terbatas, mereka tidak akan berani merencanakan penyerangan terhadap aparat.

“Kalau berani berarti dia masuk killing ground. Oleh karena itu, gerakan mereka gerakan hit and run,” ujarnya.

Dengan demikian, sambung Dedi, ia berharap masyarakat tidak terpengaruh dengan situasi penyerangan anggota Polri saat melintas di Desa Salubose, karena Polri melalui Satgas Tinombala memberikan jaminan keamanan terhadap masyarakat khususnya yang berada di perbatasan hutan.

“Kita sudah lakukan penyekatan dalam rangka memotong jalur distribusi logistik, secara umum bisa dikendalikan aparat dan situasi masih kondusif. Masyarakat dapat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari baik berkebun ladang maupun di rumah masing-masing,” pungkas mantan Wakapolda Kalimantan Tengah ini. [ian]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya