Berita

Sunanto/Net

Publika

Ketum Pemuda Muhammadiyah Salah Minum Obat

SENIN, 31 DESEMBER 2018 | 09:23 WIB

MEMBACA pidato iftitah Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto melalui medsos setelah dilantik dan kalau itu betul pidatonya maka benar-benar anak ini sudah salah minum obat.

Dia mengatakan bahwa Pemuda Muhammadiyah akan membereskan warga Muhammadiyah yang tidak taat pimpinan. Dia merujuk pada perintah Ketum PP Muhammadiyah yang melarang agar warganya untuk tidak ikut Aksi 212 tapi ternyata warga tetap ikut Aksi 212.

Ini pernyataan ngawur bin dungu selama ane jadi anggota Muhammadiyah. Sejak kapan Muhammadiyah mengambil posisi berhadap-hadapan dengan umat Islam dalam gerakan membangkitkan persatuan umat? Sejak kapan Muhammadiyah menjadi oposisi terhadap nasib umat Islam? Dan sejak kapan Muhammadiyah jadi pembangkang dalam gerakan umat Islam?


Ane kuwatir anak ini dititipi untuk merusak Pemuda Muhammadiyah yang sudah bagus dibangun oleh Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak. Muhammadiyah ada karena umat Islam ada yang tertindas dan teraniaya. Muhammadiyah lahir karena umat Islam diperlakukan tidak adil. Begitu juga munculnya Aksi 212. Aksi ini ada karena umat Islam di rezim sontoloyo ini diperlakukan tidak adil dan teraniaya. Mungkin ada di antara pengurus Muhammadiyah yang membantah ini karena yang selalu menjadi korban ketidakadilan bukan warga Muhammadiyah terutama pemimpinnya. Jadi Muhammadiyah tidak perlu ambil bagian dalam aksi-aksi begitu. Itu pikiran yang sangat egois dan sombong.

Kalau benar pernyataan Ketum Pemuda Muhammadiyah Sunanto bahwa Ketum PP Muhammadiyah Haidar Nasir melarang warganya hadir dalam Aksi 212 kemarin maka Ayahanda Haidar Nasir tak ubahnya atau bisa juga disamakan dengan Ketum NU Said Aqil Siraj.

Tidak haram tidak patuh pada pimpinan organisasi selama instruksinya melawan arus rasa dan pemikiran umat Islam umumnya. Malah kalau ketumnya selalu berseberangan dengan arus gerakan umat Islam maka wajib ketum itu dibuang di kali Ciliwung dikasih makan ikan sapu-sapu.

Sesak napas bila membaca ada tokoh muda di Muhammadiyah yang mulai buka front dengan gerakan umat Islam umumnya di Indonesia. Kayaknya anak ini mulai mendaftar jadi cebong laknatullah. Ah, insyaAllah dugaan Ane ini salah besar. Sungguh sangat rugi Muhammadiyah di kemudian hari lantas memproduk kader-kader model begini.

Para pimpinan di Muhammadiyah jangan merasa besar kepala dan sombong dengan amal usaha yang banyak lantas mau mengambil peran berhadap-hadapan dengan umat Islam umumnya yang bukan Muhammadiyah. Amal usaha Muhammadiyah bakal rontok semua kalau rezim yang berkuasa dia anti Islam. Lain halnya kalau Muhammadiyah bukan lagi beragama Islam. Dia menjadi agama tersendiri. Sehingga rezim anti Islam tidak bakalan menyentuhnya.

Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah karena banyak dari umat Islam mereka miskin papa, terbelakang, tidak berpendidikan, sakit-sakitan, dan lain-lain. Muhammadiyah ada untuk menyelesaikan persoalan-persoalan umat seperti itu. Sekarang, dikala Muhammadiyah kaya raya masih banyak juga umat Islam bilkhusus warga perserikatan mereka tetap miskin, tidak berpendidikan dan sakit-sakitan. Terutama pengurus-pengurus di daerah. Itu sebenarnya yang harus diberesin oleh kader Muhammadiyah seperti Pemuda Muhammadiyah. Bukan mau beresin tentang aksi yang tidak patuh pada pimpinan. Bagaimana cara mau beresin. Ente mau menghalau warga Muhammadiyah untuk jangan hadir di aksi-aksi seperti itu. Silahkan saja kalau berani.

Mau jadi pimpinan di Muhammadiyah harus smart dan rajin ibadab. Supaya bisa melihat persoalan umat dengan bijak. Jangan pakai aji mumpung karena berkuasa. Besok kekuasaan hilang maka bisa jadi sampah masyarakat.

Ane tulis ini supaya tidak ada kesan Muhammadiyah anti Aksi 212. Ane Korlap 212 dari Muhammadiyah. Tolong dibantah ini kalau Ane salah. Atau buka forum di Muhammadiyah untuk membahas ini.

Hanya kepada Allah jualah Ane berserah diri dari rasa paling benar. Al'afwu. [***]

Moh. Naufal Dunggio
Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Muhammadiyah DKI Jakarta, Sekretaris KDK MUI Pusat.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya