Beberapa pejabat di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). OTT itu terkait dana hibah Kemenpora kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Dalam OTT itu, KPK menyegel sejumlah ruangan di Gedung Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kesehatan Olahraga Nasional (PP-ITKON). Gedung tersebut terpisah dari bangunan utama Gedung Kemenpora di Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta Pusat.
Ada beberapa ruangan yang disegel. Dua diantaranya beÂrada di lantai tiga Gedung PP-ITKON. Dua ruangan itu adaÂlah ruang kerja Asisten Deputi (Asdep) Olahraga Prestasi dan Deputi IV. Hal Itu terlihat dari papan nama yang berada di atas pintu ruangan.
Hari itu, Rabu (19/12), akses menuju ruangan tersebut dibatasi untuk pihak yang tak berkeÂpentingan. Segel KPK berwarna merah hitam menutup ruangan Asdep Olahraga Prestasi. Kemudian, di ruangan Deputi IV, tampak segel kecil berwarna putih bertuliskan KPK.
Selain dua ruangan di Gedung PP-ITKON, sehari kemudian, KPK kembali ke Komplek Kemenpora. Ada dua ruangan lagi yang disegel. Letak ruangan itu berada di atas gedung parkir. Yakni, ruang kerja E yang terÂlebih dulu disegel, kemudian ruang kerja FH yang disegel belakangan.
Sama seperti ruangan di geÂdung sebelumnya, hari itu, dua ruangan ini juga dijaga petugas. Menurut petugas ini, ruangan-ruangan tersebut disegel pada malam hari. Suasananya saat itu sedang sepi. "Tiba-tiba ada romÂbongan KPK datang. Mereka naik ke ruangan yang di atas," ujar petugas tersebut.
Di sisi lain, tak ada perbedaan berarti terkait aktivitas pegawai Kemenpora hari itu. Pegawai masuk seperti biasa. Begitu juga pengunjung yang ingin menyeÂlesaikan sejumlah keperluan di Kantor Kemenpora.
Pada hari itu juga, Menpora Imam Nahrawi memberikan ketÂerangan terkait OTT KPK terhÂadap anak buahnya. Kegiatan itu dilakukan di Media Center yang berada di lantai satu gedung utama Kemenpora. Sore hari itu, didampingi deputi-deputinya, Imam meminta maaf kepada Presiden Jokowi dan atlet.
"Saya bersama seluruh pejabat eselon di Kemenpora berkumpul untuk memberi keterangan tenÂtang peristiwa di kantor kami. Pertama, sungguh saya dan tentu kami semua prihatin, terkejut, kecewa, atas kejadian yang menimpa Deputi IV dan staf kedeputian," ucap Imam.
Selanjutnya, kata Politikus PKB ini, Kemenpora menduÂkung sepenuhnya langkah yang dilakukan KPK dalam pemberÂantasan korupsi. "Karena seÂmangat olahraga sportif, awareÂness, dan menjunjung tinggi kejujuran," katanya.
Selaku pimpinan Kemenpora, Imam mengaku tak henti mengÂingatkan seluruh pejabat untukpatuh secara prosedural dan ketentuan yang berlaku. Saat Rapim beberapa hari lalu, dia mengaku meminta seluruh eselonmenandatangani pakta integritas tentang kewajiban kepatuhan kepada aturan yang berlaku. "Termasuk anggaran mesti dikelola transparan dan akuntabel," ujarnya.
Menpora menjelaskan, kementeriannya akan melanjutkan kerja seperti biasa. Termasuk, akan melakukan persiapan SEAGames 2019 dan Olimpiade 2020. Pihaknya belajar banyak atas peristiwa ini dan menjadi pembelajaÂran untuk mencapai
good goverÂment, kejujuran agar betul-betul berdampak ke masyarakat.
"Peristiwa ini tak menyurutÂkan prestasi Indonesia. Kami akan terus berupaya, sehingga prestasi olahraga Indonesia seÂmakin hari semakin baik," ujar Imam.
Pejabat Kemenpora Mengaku Kaget
Masih di Kantor Kemenpora, Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto menyebut, Deputi IV Kemenpora Mulyana, dikenalsebagai pejabat yang lurus seÂlama bekerja.
Menurutnya, tidak ada hal yang aneh atau menyimpang. Dalam pandangannya, Mulyana dikenal sebagai sosok baik dan tidak perÂnah punya masalah dalam pekerÂjaan atau saat bekerja sama.
Gatot menjelaskan, dirinya sama sekali tidak menyangka bahwa Mulyana terjaring OTT KPK. Selama ini, Mulyana yang membidangi peningkatan prestasi tersebut, dikenal selalu mengikuti aturan dan kaidah yang berlaku.
"Ya kaget, tidak menyangka. Selama ini baik, kok. Kalau samÂpai seperti ini, saya benar-benar tidak tahu," ujarnya.
Setelah mendengar kabar bahwa pejabat Kemenpora beÂserta beberapa pegawai lainnya diangkut oleh KPK, Gatot segera menyambangi gedung yang berada di Kawasan Senayan itu.Dilihatnya dua ruangan di kementerian ini, tepatnya di Gedung PP-ITKON.
Dari informasi yang dia teriÂma, yang terjaring adalah Deputi IV, PPK eselon III, Bendahara Eselon IV dan dua orang lainÂnya. Gatot kemudian mengabarÂkan Imam yang masih berada di Kepulauan Seribu untuk mengÂhadiri sebuah acara.
Gatot enggan menjelaskan lebÂih detail terkait kasus yang menimpa pejabat Kemenpora. Hanya saja, dia mengaku memangada termin penurunan dana hibah ke KONI beberapa hati lalu. Dana tersebut untuk kegiatan-kegiatan akhir tahun yang diselenggaraÂkan KONI.
"Kemarin, saat datang jam 10 malam ke sini, saya tanya rekan di sini, baru saja ada pencairan anggaran dua hari lalu untuk KONI. Saya masih meraba-raba, apakah yang jadi OTT KPK itu urusan KONI atau tidak, saya tidak tahu. Saya tak mau berandai-andai. Nanti yang tahu KPK," kata Gatot. ***