Berita

Istana Potala, Tibet/Net

Dahlan Iskan

Putri Huawei Ratu KFC

SABTU, 15 DESEMBER 2018 | 05:17 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

KONFLIK Tiongkok-Amerika merembet ke mana-mana. Ke Tibet pula. Minggu lalu.

Kongres Amerika membuat keputusan. Dengan suara bulat bumi. Tidak satu suara pun absen. Apalagi menentang. Tiongkok harus membolehkan warga Amerika berkunjung ke Tibet.

Termasuk warga Amerika yang imigran dari Tibet. Para pengikut Dalai Lama. Yang sejak dulu ingin Tibet merdeka.


Amerika merasa diperlakukan tidak adil. Warga Tiongkok boleh ke Amerika. Ke daerah mana saja. Warga AS boleh ke Tiongkok dengan ‘kecuali’. Kecuali Tibet.

Sebenarnya tidak ada larangan khusus itu. Siapa saja bisa ke sana: asal mengajukan izin dulu. Hanya saja izin tidak akan keluar, untuk yang dianggap akan melakukan provokasi.

Tidak hanya warga Amerika. Warga mana saja. Pun warga Tiongkok sendiri. Harus mengantongi izin khusus. Bila ingin ke sana. Tibet dianggap masih rawan konflik. Oleh gerakan Dalai Lama. Yang ingin merdeka.

Izin seperti itulah yang membuat saya belum pernah ke Tibet. Bukan dilarang. Tapi saya belum pernah mencoba mengajukan izin.

Saya sih yakin pasti diizinkan. Tiongkok berkepentingan memperbanyak turis ke Tibet. Ekonomi Tibet harus hidup. Hotel-hotel baru harus terisi. Penerbangan ke Lhasa ditambah terus. Resto-resto baru seperti wabah. Harus ada yang makan di situ.

Kereta cepat jurusan Tibet harus terisi. Begitu mahal ya membangun kereta tersebut. Harus dengan konstruksi khusus. Di atas pegunungan yang selalu bersalju. Yang tingginya di atas 4 ribu meter. Kereta api tertinggi di dunia.

Sebenarnya saya ingin sekali. Merasakan naik kereta ke Tibet ini. Ingin sekali. Termimpi-mimpi. Yang sampai dilengkapi dengan fasilitas oksigen. Yang meliuk-meliuk di pegunungan begitu tinggi.

Tapi waktu saya selalu mepet-mepet. Belum bisa jadi turis. Yang kalau pergi pakai perencanaan. Sejak jauh-jauh hari. Termasuk mengurus izin seperti itu.

Saya yakin masih akan sempat ke Tibet. Tiongkok sedang  ngebut membangun kawasan itu. Suatu saat pasti akan dibuka bebas. Kalau Tibet sudah semakmur propinsi lain.

Biarlah saya masih menyimpan utang ini: utang ‘kecuali’. Yakni sudah ke sudut Tiongkok yang mana pun, kecuali Tibet. Saya akan bayar ‘utang kecuali’ itu nanti.

Sejauh ini, Amerika belum ikut mengungkit-ungkit soal Xinjiang. Yang gerakan ingin merdekanya juga meningkat.

Sejak Donald Trump jadi presiden Amerika. Merasa mendapat angin baru. Seperti juga Taiwan.

Tiongkok tentu sensi. Putusan  Kongres soal Tibet itu dianggap tidak adil. Dibandingkan dengan perlakuan Amerika kepada Israel.

Amerika, katanya, selalu menggunakan standar yang berbeda. Tergantung kepentingannya.

Dari hari ke hari konflik dua raksasa dunia ini kian liar. Ke banyak arah. Sampai wanita seperti Sabrina pun diurus.

Ditangkap. Ditahan. Minta diekstradisi. Hanya karena dia bos besar Huawei. Putri pendiri Huawei Ren Zhengfei. Yang baru mengalahkan ratu Amerika, iPhone.

Bisa-bisa KFC pun akan terkena. Jadi sasaran balasan. Sebagai ratu bisnis Amerika di Tiongkok. Yang punya gerai lebih dari 4 ratus. Di semua provinsi. Termasuk Tibet.

Putri Huawei lagi jadi sasaran Amerika.

Ratu KFC bisa jadi korban tak berdosa. [***]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya