Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Tahun Ini Pemerintah Indonesia Tidak Dapat Utang Bilateral, Ada Apa Ya?

JUMAT, 14 DESEMBER 2018 | 21:02 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

BUKANKAH Sri Mulyani itu orang kepercayaan Bank Dunia dan sekutu-sekutunya yakni IMF, ADB, dan negara negara seperti AS, Jepang dan Uni Eropa? Lalu kenapa tahun 2018 ini lembaga-lembaga tersebut tidak memberi utang kepada pemerintah Indonesia?

Seluruh utang pemerintah bertambah tahun ini bersumber dari surat utang pemerintah ke pasar keuangan yang diperdagangkan oleh para makelar atau calo surat utang, bank-bank dan perusahaan keuangan. Tambahan utang itu memang sangat besar dibandingkan tahun tahun sebelumnya.

Harap dicatat, berdasarkan data Bank Indonesia, Surat Utang Negara sampai bulan Oktober tahun 2018 mencapai Rp 1968,2 triliun atau bertambah sebesar Rp 197,6 triliun. Selanjutnya dalam bulan November dan Desember 2018, pemerintah kembali menambah global bond 2 miliar dolar dan 3 miliar dolar atau Rp 72,5 triliun. Dengan demikian surat utang negara sampai Desember telah bertambah Rp 270 triliun. Itu hanya dari surat utang negara.


Sementra utang pemerintah yang bersumber dari utang luar negeri pemerintah dari negara maju dan lembaga keuangan multilateral tidak bertambah atau stagnan. Pemerintah tidak dapat utang bilateral dan multilateral.

Ini adalah catatan penting dalam tahun ini. Pemerintah sangat senang berburu uang dari surat utang. Bunga surat utang sangat tinggi berkisar antara 8-12 persen ditawarkan oleh pemerintah. Sementara bunga dari lembaga multilateral atau bilateral tak lebih dari 3 persen.

Bagi para pemain pasar keuangan, surat utang Indonesia menjadi incaran karena merupakan surat utang yang imbal hasilnya paling tinggi di dunia. Para calo atau makelar atau pedagang surat utang negara begitu bahagia memperdagangkan surat utang Indonesia dikarenakan memang laris manis dan para calo untung besar. Apalagi tahun depan 2019 Sri Mulyani berencana akan menambah utang pemerintah hingga Rp 825 triliun.

Ini tentu kabar paling menyenangkan bagi calo surat utang negara. Semoga saja tabungan uang para pejabat negara dalam bidang keuangan tambah gendut. [***]

Penulis adalah Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya