. Gagasan membangun perusahaan PT. Global Alwakil Indonesia (GAI) adalah dalam rangka perlindungan atau proteksi. Baik proteksi terhadap para Pekerja Migran Indonesia (PMI) maupun proteksi terhadap keberlangsungan perusahaan.
Demikian disampaikan Presiden Komisaris GAI, Dr. Fahmi Idris saat menyelenggarakan Employment Business Meeting (EBM) di Jeddah, Saudi Arabia beberapa waktu lalu.
Acara EBM ini merupakan acara pertama kali yang diselenggarakan oleh pihak swasta Indonesia di luar negeri khususnya di Saudi Arabia.
GAI memberikan dukungan sepenuhnya kepada pemerintah untuk melaksanakan strategi reformasi sistem migrasi jangka panjang, salah satunya adalah keterlibatan pihak swasta dalam membangun ekosistem migrasi yang sustainable (berkelanjutan).
Inilah alasan mengapa GAI didirikan yang ditujukan untuk menghimpun investasi di bidang pengembangan SDM, membangun standarisasi kompentensi spesifik untuk link & match dengan industri, membangun sistem berbasis teknologi informasi dalam menghimpun data pekerja migran, serta memastikan sinergi proses perekrutan, pelatihan hingga penempatan PMI.
"Kami juga membangun sistem perlindungan bagi pekerja migran dari mulai bantuan hukum hingga mempersiapkan piranti lunak dan keras," ujar Fahmi Idris dalam keterangannya, Senin (10/12).
Sebagai mantan Menteri Tenaga Kerja di dua periode pemerintahan, Fahmi Idris menyatakan berdasarkan pengalamannya, pemerintah tidak dapat serta merta menjalankan semua program strategisnya tanpa dukungan dan sinergi pihak swasta. Karena pada dasarnya pasar tenaga kerja pada akhirnya adalah domain swasta.
Dia berharap pada suatu hari nanti, PMI akan mengisi berbagai pasar tenaga kerja di dunia dengan kualitas kompetensi yang tinggi, yang akan dikenal sebagai Indonesian Global Workers atau Pekerja Global Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, CEO GAI, Hemasari Dharmabumi juga memaparkan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh GAI. Selain telah bekerjasama dengan beberapa pemerintah daerah dan swasta di bidang sistem rekrutmen, GAI juga telah bekerjasama dengan berbagai Balai Latihan Kerja (BLK) di bidang pelatihan. Dan melalui proses yang sangat ketat, telah menghimpun berbagai Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dalam sebuah konsorsium yang dinamakan Konsorsium Alwakil.
Menurut Hemasari, EBM di Jeddah dimaksudkan untuk memperkenalkan potensi PMI pada sektor hospitality, health care, oil & gas, construction dan retail.
Pada kesempatan EBM ini, juga telah ditandatangani MOU antara GAI dengan Saudi Manpower Solutions (SMASCO) dalam hal pengiriman tenaga medis khususnya perawat yang akan dimulai pada awal tahun 2019. SMASCO merupakan perusahaan Mega Recruitment pertama di Saudi Arabia yang telah menempatkan lebih dari 90 ribu tenaga kerja manca negara di Saudi Arabia.
SMASCO optimis bahwa di tahun 2023, perawat-perawat Indonesia dapat menggeser perawat dari Filipina yang saat ini masih mendominasi industri kesehatan Saudi Arabia. Menurut Saad, ini adalah momentum penting kerja sama business to business antara Indonesia dengan Saudi Arabia.
[rus]