Berita

Jaya Suprana/Dok

Jaya Suprana

Fatamorgana Genderisme

KAMIS, 06 DESEMBER 2018 | 07:59 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

TERMINOLOGI “fatamorgana” berasal dari nama seorang tokoh legenda Raja Arthur, yaitu adik Raja Arthur, Morgan le Fay, seorang penyihir yang mampu mengubah wujudnya menjadi berbagai macam bentuk.

Sebutan fatamorgana pertama kali digunakan para pelaut Inggris terhadap suatu fenomena alam yang tampak di laut Sisilia, Italia.

Alam



Fatamorgana merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi akibat pembiasan cahaya ketika melewati lapisan udara yang berbeda suhu. Biasanya pada permukaan tanah di mana terdapat lapisan udara dengan suhu beda dengan lapisan di atasnya suhu.

Dalam kondisi tersebut cahaya yang melewati lapisan udara berbeda suhu itu kemudian terpantulkan oleh hawa udara yang lebih panas sehingga cahaya yang datang ke tanah dengan cepat naik lagi ke lapisan udara di atasnya. Saat itulah terjadi fenomena ilusi visual alamiah yang disebut sebagai fatamorgana.

Pertama kali saya melihat fatamorgana di jalan raya dari Semarang ke Solo pada suatu siang hari yang panas maka semula saya menduga fatamorgana hanya terjadi di kawasan beriklim panas. Ternyata fatamorgana juga terjadi di kawasan beriklim dingin seperti  kutub. Di atas permukaan laut atau danau, fatamorgana juga tampak pada cuaca sangat panas atau sangat dingin.

Sosial

Akibat pada hakikatnya sifat fatamorgana adalah persepsional alias tergantung pada daya tafsir atas hasil penginderaan manusia terhadap lingkungannya maka fatamorgana juga terjadi pada lingkungan sosial.

Fatamorgana sosial merupakan bagian melekat pada peradaban umat manusia akibat daya tafsir manusia yang tidak sempurna maka kerap mengalami distorsi sehingga menimbulkan delusi yang sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan.

Fatamorgana sosial  hadir pada paham diskriminatif seperti rasisme yang memilah manusia berdasar jenis ras namun juga pada genderisme yang memilah manusia berdasar jenis kelamin. Fatamorgana genderisme membentuk prasangka (yang keliru) bahwa lelaki adalah kaum kuat sementara perempuan adalah kaum lemah.

Penelitian kelirumologis terhadap genderisme membuktikan fatamorgana sosial yang menimbulkan kesan bahwa kaum pria kuat dan kaum perempuan lemah pada hakikatnya adalah keliru.

Genderisme


Pada kenyataan terbukti bahwa sebenarnya kaum perempuan malah lebih kuat ketimbang kaum lelaki dalam daya tahan tubuh terhadap gangguan penyakit akibat kromosom perempuan lebih bersifat sempurna.

 Lebih banyak lelaki menderita serangan jantung dan tekanan darah tinggi. Lebih banyak lelaki disleksiadan buta warna ketimbang perempuan. Mortalitas bayi lelaki lebih besar ketimbang bayi perempuan.

Statistik kependudukan membuktikan bahwa lebih banyak kaum perempuan lanjut usia ketimbang kaum lelaki. Secara politis, kaum perempuan terbukti lebih kuat dalam berkuasa seperti terbukti pada diri Elisabeth I di Inggris, Yekatarina II di Rusia, Margaret Thacher di Inggris, Angela Merkel di Jerman, Benazir Bhuto di Pakistan, Corazon Aquino di Filipina, Tjut Yak Dien dan Megawati Soekarnoputeri di Indonesia.

Warga Indonesia yang pertama meraih medali emas Olimpiade bukan olahragawan tetapi olahragawati yaitu Susi Susanti. Semua fakta itu mengindikasikan bahwa sejatinya kaum perempuan lebih perkasa ketimbang kaum lelaki. [***]


Penulis adalah pendiri Pusat Studi Kelirumologi dan penyusun buku Kelirumologi Genderisme

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya