Berita

Maman Imanulhaq/Net

Wawancara

WAWANCARA

Maman Imanulhaq: Aksi Reuni 212 Dinodai Hate Speech Habib Bahar

SELASA, 04 DESEMBER 2018 | 08:13 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyayangkan aksi reuni PA212 dinodai oleh dugaan adanya ujaran kebencian yang di­lontarkan oleh tokoh yang hadir saat itu. Siapa yang melontarkan ujaran kebencian itu? Berikut pernyataan Maman Imanulhaq.

Bagaimana penilaian Anda soal kegiatan Reuni 212 kemarin?
Saya melihat bahwa aksi umat Islam di 212 itu berjalan dengan kon­dusif, damai, dan itu tentu merupakan hak warga negara yang dilindungi oleh konstitusi. Tapi saya melihat juga ada unsur politik yang masuk di acara itu.

Dan tentu kami menyanyangkan, acara yang kondusif itu dinodai oleh pidato hate speech oleh Habib Bahar. Itu harusnya tidak perlu terjadi, karena suasananya sebetulnya sudah sangat bagus sekali.

Dan tentu kami menyanyangkan, acara yang kondusif itu dinodai oleh pidato hate speech oleh Habib Bahar. Itu harusnya tidak perlu terjadi, karena suasananya sebetulnya sudah sangat bagus sekali.

Unsur politik apa yang Anda maksud?
Unsur politiknya seperti yang di­lakukan oleh Habib Bahar itu. Lalu ada juga berkumandangnya lagu yang mendeskreditkan Pak Jokowi, itu pun sangat disayangkan.

Kalau dari dari ceramah Habib Rizieq, ada unsur politisnya enggak menurut Anda?
Ya tentu, itu merupakan salah satu unsur politik yang masuk di acara damai tersebut.

Kalau kehadiran Prabowo dalam acara tersebut bagaimana?

Saya rasa positif ya. Saya rasa Pak Prabowo harus lebih sering ikut pengajian, ikut didoakan, dan mudah-mudahan Pak Prabowo juga ikut mengamalkan apa yang didoakan oleh para habib dan ulama. Kami berdoa, semoga kehadiran beliau di acara keagamaa itu menambah nilai-nilai keimanan baginya.

Tapi kan dia hadir sebagai tamu kehormatan?
Ya enggak masalah, orang hadir kan enggak apa-apa. Bagus-bagus saja menurut saya. Sekali lagi, di era kepemimpinan Jokowi lah sebe­narnya kita merasakan sebuah pros­es demokrasi yang terbuka, saling menghargai, saling menghormati, dan tidak ada upaya dari pemerintan untuk menghalangi rakyat bersuara. Ini kan menjadi bukti keberhasilan Jokowi juga, orang berkunpul di ruang publik.

Bayangkan kalau kegiatan ini dilaksanakan tahun 1998. Berapa orang yang tiba-tiba dituduh macam-macam ketika mencaci-maki pe­merintah. Tanya saja Pak Prabowo, nanti jangan-jangan ada yang diculik.

Pihak panitia kan sudah membantah dan menyatakan tidak ada unsur politik apapun da­lam kegiatan kemarin. Bagaimana tanggapan Anda terkait bantahan tersebut?
Iya, kami melihat ac­ara itu sangat damai, kondusif, dan bagus. Tetapi ada unsur politik yang masuk, dan itu sedikit menodai acara yang sangat bagus itu.

Tapi Anggota Bawaslu DKI Puadi kan juga sudah menyatakan tidak ada pelanggaran dalam acara itu?
Kalau saya sih sebe­narnya tidak melihat dari sisi itu melanggar regulasi. Sekali lagi saya katakan, ada unsur politik pada per­temuan tersebut.

Artinya Bawaslu DKI harus menindak acara tersebut?
Itu kami serahkan ke Bawaslu. Tapi yang pasti kalau dari kami, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin berpendapat, pertama soal hal berserikat dan berkumpul itu memang hak warga negara yang dilindungi oleh konstitusi. Kedua, tentu kami sangat mengapresiasi acara besar yang diikuti oleh sekitar 500 ribu orang itu. Acaranya berlang­sung damai, ketika pulang mereka membuang sampah dengan tertib, tidak ada rumput yang rusak, itu kan sesuatu yang positif. Tetapi poin ketiga kami ingin mengatakan bahwa, acara yang begitu bagus ternodai oleh pidato kebenciannya Habib Bahar, dan juga ada ajakan ganti presiden. ***

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya