Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Penghitungan Suara Di Papua Barat Rawan Ricuh

SENIN, 03 DESEMBER 2018 | 05:37 WIB

Kepolisian Daerah Papua Barat mencatat sejumlah potensi kerawanan pada pelaksanaan Pemilu 2019 mendatang.

Kepala Biro Operasi Polda Papua Barat Kombes Moch. Sagi berharap Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu dapat menekan kecenderungan anggotanya agar tidak memihak calon tertentu.

"Netralitas penyelenggara pemilu menjadi salah satu potensi kerawanan. Hal ini harus diantisipasi agar tidak ada sengketa antara peserta pemilu dan penyelenggara," katanya.

Berkaca dari pelaksanaan pemilu sebelumnya, keributan saat proses pemungutan dan penghitungan suara masih berpotensi terjadi di Papua Barat. Hal itu bisa terjadi akibat sejumlah persoalan seperti undangan bagi pemilih dan hal-hal teknis lain.

"Potensi konflik paling besar dapat terjadi setelah pemunguatan suara atau penghitungan dan penetapan calon terpilih. Perselisihan terkait dengan keabsahan ataupun jumlah suara yang dihitung sering menimbulkan protes dan keributan antar pendukung. Ini sangat mungkin terjadi," papar Sagi.

Potensi kerawanan lain masih banyak warga yang belum melakukan perekaman KTP elektronik. Mereka terancam tidak bisa menyalurkan hak suara saat pencoblosan.

Polisi juga mengendus potensi bahwa momentum pemilu akan dimanfaatkan kelompok tertentu untuk mengangkat isu yang dapat memecah belah masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat tidak terpancing isu yang dapat becah belah.

Untuk itu, dia menilai perlunya pengoptimalan komunikasi dengan masyarakat, tokoh agama, juga tokoh pemuda untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Waspadai agenda kelompok lain yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan tertentu yang dapat mengganggu stabilitas keamanan dan kerukunan antar umat beragama. Ini yang paling dikhawatirkan," imbuh Sagi, seperti dikutip Antara, Senin (3/12). [wah]

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya