Berita

Bisnis

Perlu Terobosan Baru Dalam Mitigasi Bencana Di Indonesia

JUMAT, 30 NOVEMBER 2018 | 16:40 WIB | LAPORAN:

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, letak Indonesia yang berada di cincin pasifik menjadikannya seperti supermall bencana.

Besar kerugian baik korban jiwa maupun materi yang dialami membuat pemerintah Indonesia tidak hanya fokus mencari penyebab bencana namun juga perlu memikirkan ulang kebijakan yang paling tepat agar Indonesia lebih aman dan tangguh bencana.

"Bencana yang terjadi di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah menjadi pelajaran yang berharga bagi Indonesia bahwa perencanaan dan kesiapan infrastruktur dan kesiagaan masyarakat mengantisipasi potensi bencana harus dievaluasi untuk ditingkatkan di seluruh Indonesia," jelasnya dalam 12th High Level Experts and Leaders Panel (HELP) on Water and Disasters Meeting di Tokyo pada 27-28 November.


HELP merupakan special advisor di bidang sumber daya air dan pengurangan risiko bencana untuk sekretaris jenderal PBB. Pertemuan HELP dihadiri para menteri pengambil keputusan, ahli dan praktisi dari berbagai negara seperti Jepang, Belanda, Korea Selatan, Timor Leste, dan Australia. HELP merupakan forum untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam manajemen bencana antara lain kasus gempa bumi diikuti dengan tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah yang terjadi pada akhir September 2018. Peristiwa fatalistik ini tengah menarik minat para anggota HELP untuk mengkaji lebih jauh.

Turut hadir dalam acara tersebut Ketua HELP yang juga mantan Perdana Menteri Korea Selatan Han Seung-soo, Menteri Air dan Energi Gabon Patrick Eyogo Edzang dan Wakil Menteri Hubungan Teknik Enjinering, Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang (MLIT) Michio Kikuchi dan mantan Presiden Timor Leste Ramos Horta. Dalam pertemuan, Menteri Basuki bersama Menteri Infrastruktur dan Air Belanda Cora van Nieuwenhuizen ditunjuk sebagai wakil ketua HELP hingga 2020.

Di samping mitigasi, penanganan pasca bencana baik dalam tahap tanggap darurat yang dilanjutkan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan dengan mengacu pada prinsip membangun kembali lebih baik atau build back better. Penerapan prinsip build back better secara mendalam dimulai dari perencanaan tata ruang wilayah hingga detail tata ruang, termasuk peraturan zonasi dan building code untuk daerah rentan bencana.

"Kementerian PUPR akan membentuk komisi keamanan bangunan gedung yang salah satu tugasnya mendampingi pemerintah daerah agar konsekuen dalam mengimplementasikan rencana tata ruang dan zonasi yang sudah ditetapkan," jelas Menteri Basuki.

Langkah selanjutnya yang sangat penting adalah meningkatkan investasi dan pendanaan untuk mengurangi resiko bencana sesuai dengan kesepakatan internasional seperti Sendai Framework for Disaster Risk Reduction.

"Anggaran yang dialokasikan untuk mitigasi bencana hendaknya tidak dimaknai sebagai biaya namun merupakan investasi untuk masa depan yang lebih baik dengan menurunnya risiko bencana. Kita tidak ingin melihat kota berikut infrastruktur yang telah dibangun dengan mahal dan susah payah, hancur kembali akibat bencana," papar Menteri Basuki.

Pemerintah Indonesia mulai menyiapkan langkah-langkah untuk mengadopsi penerapan instrumen pembiayaan risiko bencana, seperti asuransi bencana. Dengan demikian perlu disiapkan dasar hukum dan ketentuan administrasi yang memadai sehingga bisa diterapkan di Indonesia.

"Pemerintah pusat tengah menyiapkan dukungan dan sistem  keuangan untuk mendukung pemerintah daerah dalam meningkatkan kapasitas infrastruktur dan kemampuan sumber daya manusia di daerah dalam pengurangan risiko bencana, yang mencakup langkah pencegahan/preventif, kesiapan/preparedness dan tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Kuncinya adalah penguatan kapasitas pemerintah daerah," jelas Menteri Basuki.

Dia juga mengajak kerja sama internasional yang lebih erat dalam membangun ketangguhan negara menghadapi bencana terkait air dan perubahan iklim.

"Saya yakin bahwa dengan kemitraan dan kerjasama yang erat antara negara dan institusi terkait, kita dapat merumuskan rekomendasi aksi strategis yang dapat diterapkan secara efektif untuk mencapai pengurangan risiko bencana yang signifikan," imbuh Menteri Basuki.

Adapun, agenda HELP berikutnya adalah pada Februari 2019 yakni pertemuan The Network of Asian River Basin Organizations di Indonesia dan pada bulan April dilanjutkan dengan pertemuan HELP di Markas Besar PBB di New York. [***/wah]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya