Berita

Foto: Net

Bisnis

Budidaya Keramba Jaring Apung Pasok Kebutuhan Ikan Nasional

RABU, 28 NOVEMBER 2018 | 15:16 WIB | LAPORAN:

Teknologi budidaya ikan air tawar terus berkembang pesat. Salah satunya adalah teknologi Keramba Jaring Apung (KJA) yang banyak dipraktikkan di perairan umum seperti sungai, danau, waduk dan situ.

Keberhasilan pengembangan teknologi KJA telah terbukti berperan dalam peningkatan produksi ikan secara nasional.

Budidaya ikan air tawar dengan KJA yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan nasional yang diprediksi mencapai 40 kg ikan per kapita per tahun.


Hal ini mengemuka dalam Seminar Teknologi Budidaya KJA Berkelanjutan di Perairan Umum di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (28/11).

Data Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) menyebutkan jumlah produksi ikan tahun 2015 masih didominasi oleh perikanan air tawar yang mencapai angka 69 persen. Sementara budidaya air payau 30 persen yang terdiri dari udang, ikan dan rumput laut, sedangkan untuk budidaya laut hanya 1 persen.

Pada tahun 2016, produksi perikanan budidaya mencapai 13,2 juta ton atau naik 6,9 persen dibanding tahun 2015 yang mencapai 11,5 juta ton.

Besarnya produksi ikan air tawar yang didominasi oleh jenis ikan lele, mas, nila, dan patin ini membuktikan bahwa budidaya ikan air tawar, terutama melalui teknologi KJA merupakan ujung tombak bagi pemenuhan kebutuhan protein hewani.

Dekan Fakultas Perikanan Universitas Padjadjaran Yudi Nurul Ihsan mengingatkan, pada tahun 2030 jumlah penduduk dunia mencapai 9 miliar penduduk. Untuk itu diperlukan asupan protein yang besar. Dengan luas daratan yang semakin sempit, maka sumber protein dari daratan akan semakin terbatas.

"Budidaya perikanan menjadi sektor yang diandalkan untuk memenuhi sumber protein serta menjadi lahan pekerjaan bagi  penduduk produktif yang menjadi bonus demografi Indonesia pada tahun 2030 tersebut," katanya.

9 juta balita di Indonesia menderita stunting (tubuh pendek). Indonesia masuk dalam klasemen lima besar negara dengan megastunting akibat kurangnya asupan gizi.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya