Berita

Siti Hediati Hariyadi/Net

Wawancara

WAWANCARA

Siti Hediati Hariyadi: Kalau Tak Suka Dengan Pak Harto Tak Apa-apa, Tapi Beasiswa Supersemar-nya Jangan Dihentikan Dong

SENIN, 26 NOVEMBER 2018 | 10:05 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan selaku tim eksekutor te­lah menyita Gedung Granadi mi­lik Keluarga Cendana. Penyitaan gedung itu merupakan amanat dari amar putusan Mahkamah Agung atas gugatan Kejaksaan Agung terhadap Yayasan Supersemar milik Keluarga Cendana.

Sebelumnya, Yayasan Supersemar digugat oleh Kejaksaan Agung secara perdata pada 2007 atas dugaan penyelewenangandana beasiswa di berbagai tingkatan sekolah yang tidak sesuai, serta dipinjamkan kepada pihak ketiga. Di pengadilan ting­kat pertama pada 27 Maret 2008, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah mengabulkan guga­tan Kejaksaan Agung dan menghukum Yayasan Supersemar untuk membayar ganti rugi kepada pemerintah sebesar 105 juta dolar AS dan Rp 46 miliar. Putusan ini dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada 19 Februari 2009. Begitu pula pada tingkat kasasi, Mahkamah Agung menguatkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada Oktober 2010. Namun ternyata terjadi salah ketik terkait jumlah ganti rugi yang harus dibayarkan oleh Yayasan Supersemar kepada pemerintah.

Lantas bagaimana tanggapan dari Keluarga Cendana? Berikut pernyataan mantan politikus Golkar yang akrab disapa Titiek Soeharto ini.

Terkait penyitaan Gedung Granadi beberapa waktu lalu bagaimana tanggapan Anda?
Granadi setiap kali saya bi­cara vokal ke pemerintah se­lalu ada yang angkat mengenai penyitaan Granadi. Padahal cerita itu sudah beberapa bulan yang lalu. Apalagi Granadi itu enggak bisa disita lantaran ke­salahan Yayasan Supersemar. Padahal Yayasan Supersemar tidak ada yang salah ya. Ini kan ada perintah sehingga kejaksaan bilang Yayasan Supersemar salah dan semua aset-asetnya harus disita.

Sebenarnya siapa pemilik Granadi?
Granadi itu punya beberapa orang dan berapa institusi bukan Yayasan Supersemar saja. Kalau mau disita silakan disita saham Yayasan Supersemarnya jangan gedungnya. Sebab gedung­nya itu milik beberapa orang. (Kalau disita) pemilik lainnya bisa menuntut pemerintah lho. Pasalnya ini bukan hanya punya Granadi.

Maksudnya?
Supersemar itu adalah yayasan pendidikan yang membantu putra-putri Indonesia yang cerdas tapi dari keluarga yang tidak mampu. Sampai sekarang ini sudah 2 juta lebih yang sudah mendapatkan beasiswa Supersemar. Sebagaimana dike­tahui, banyak sarjana-sarjana termasuk 70 persen rektor univer­sitas negeri adalah penerima bea­siswa Supersemar karena mereka orang-orang pintar. Jadi mereka dapat beasiswa Supersemar.

Setelah dibekukan bagaima­na kontribusi Granadi untuk Indonesia?
Sekarang kan sudah dua tahun dibekukan. Oleh karena itu kami tidak bisa memberikan beasiswa kepada masyarakat yang memi­liki buah hati yang pintar namun tidak mampu. Ini kan namanya mengambil rezeki orang yang berhak mendapatkan pendidi­kan. Tapi dia lakukan hanya sebab mereka tidak suka dengan Pak Harto. Ya kalau tidak suka dengan Pak Harto tidak apa-apa tapi Supersemar-nya tetap jalan dong ya.

Imbauan Anda ke pemerin­tah terkait hal ini apa?
Jadi tolonglah pemerintah bijaksanalah sedikit. Kalau su­dah bisa memenuhi pendidikan maka semua orang bisa sekolah dengan baik. Toh masih banyak yang membutuhkan pendidikan tapi kok disetop begitu. Padahal tidak ada yang kami harap­kan dari Yayasan Supersemar melainkan kami kembalikan seutuhnya ke rakyat. Pak Harto mendirikan yayasan ini dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Soal lain. Kabarnya Koalisi Indonesia Adil Makmur kekurangan dana untuk mengkampanyekan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno apa benar begitu?
Memang (dana) kami ini terbatas. Jadi kami semuanya urunan. Tidak ada konglomerat yang menyokong kami. Tidak seperti di tim sebelah. ***

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya