Berita

Brigjen Pol. Hamli dan Kurnia Widodo/Humas BNPT

Pertahanan

Mantan Teroris: Pola Pikir Kelompok Terorisme Sangat Aneh

KAMIS, 22 NOVEMBER 2018 | 16:28 WIB | LAPORAN:

Wilayah perbatasan menjadi salah satu tempat strategis para penggiat radikalisme dan terorisme, terutama untuk melakukan aksi antarnegara.

Untuk itulah, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus memperkuat masyarakat kawasan perbatasan tentang potensi ancaman radikalisme dan terorisme.

Salah satunya dengan menggelar Dialog Pencegahan Radikalisme Terorisme di wilayah perbatasan.

Kali ini dialog digelar di Batam, Kepulauan Riau (Kepri) dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kepri serta dihadiri unsur masyarakat antara lain Forkominda Kepri, kepolisian, TNI, Organisasi Kepemudaan, Ormas Islam, akademisi, dan tokoh agama di Hotel Harris Batam Center, Kamis (22/11).

Dialog ini dibuka oleh Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Isdianto dengan menampilkan dua narasumber yaitu Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Hamli dan mantan teroris yang juga ahli kimia jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) Kurnia Widodo.

"Tokoh-tokoh agama harus bisa meng-counter narasi-narasi yang dikembangkan penganut radikalisme dan terorisme. Bagaimana pun mereka telah membajak agama untuk kepentingannya," ujar Brigjen Hamli dalam paparannya.

Hamli tidak menafikan bahwa fenomena terorisme bukan saja dalam Islam akan tetapi di hampir semua agama. Kelompok teroris menjadikan agama mereka sebagai alat untuk mencapai keinginannya.

Selain itu, kata dia, proses menjadi teroris bukan instan, tetapi dimulai dari sikap intorensi terhadap orang lain, yang kemudian berpandangan ekstrem dan radikal. Benih-benih ekstrimisme dalam diri setiap orang yang sudah terpapar akan menyulut yang bersangkutan menjadi pelaku aksi kekerasan.

Ia mencontohkan, beberapa pelaku yang telah melakukan tindakan terorisme karena pemikiran dan pandangan mereka yang sangat ekstrem.

“Dinamikanya bervariasi, bisa karena ideologi, dendam, pengaruh lingkungan dan juga karena solidaritas komunal," tuturnya.

Mantan Kabagops Polri ini juga mengemukakan, jaringan terorisme yang ada di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kelompok terorisme yang ada di kawasan Timur Tengah. Mulai Al Qaeda, pimpinan Osama bin Laden hingga ISIS yang dipimpin oleh Abu Bakar Al-Baghdadi. Jaringan ini juga tersebar di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di wilayah-wilayah perbatasan.

Sementara itu, Kurnia Widodo menceritakan pengalamannya selama bergabung dengan jaringan terorisme.

"Mereka memutarbalikkan dalil-dalil agama untuk kepentingannya. Padahal jelas itu sangat bertentangan dengan ruh agama Islam. Saya baru sadar setelah saya menjalani proses panjang, setelah sempat tersesat dalam ajaran radikalisme dan terorisme," kata Kurnia.

Ia mengakui pola pikir kelompok ekstrem terorisme dalam masalah keagamaan sangat aneh dan bertolak belakang dengan logika. Dari situ ia menyadari bahwa apa yang dilakukan dan dipahami adalah sebuah kesalahan besar dalam hidupnya.

"Saya mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya di Batam agar senantiasa menjaga keluarganya dari pengaruh-pengaruh negatif, apalagi terkait radikalisme terorisme. Karena yang demikian itu hanya akan membuang waktu dan pada ujungnya akan menyesal atas apa yang pernah mereka dilakukan dan pahami," tandasnya.[wid]

Populer

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Jemaah Suruh RK Turun dari Panggung Haul Mbah Priok

Senin, 02 September 2024 | 09:22

Akun Kaskus Fufufafa yang Hina Prabowo Diduga Gibran, Grace Natalie: Dipastikan Dulu

Rabu, 04 September 2024 | 04:44

Ini Kisah di Balik Fufufafa Dikaitkan dengan Gibran

Rabu, 11 September 2024 | 01:15

Ngeri! Ahok Ancam Tinggalkan PDIP Jika Banteng Usung Anies

Minggu, 01 September 2024 | 13:33

UPDATE

Dewas BPKH Buka-bukaan Nilai Manfaat Haji Reguler Rp7,8 T

Rabu, 11 September 2024 | 23:23

Seleksi Capim KPK, PBHI Prediksi 20 Nama Pilihan Pansel Sarat Kepentingan Politis

Rabu, 11 September 2024 | 23:22

KPU RI Terbitkan Surat, Pendaftaran Masinton Pasaribu-Mahmud Effendi Berpeluang Diterima

Rabu, 11 September 2024 | 23:07

Anak Pahlawan Nasional Lapor KY soal Tanah 77 Meter Persegi

Rabu, 11 September 2024 | 23:06

Gibran Jadi Sasaran Tembak Buat Lemahkan Jokowi-Prabowo

Rabu, 11 September 2024 | 23:04

Kejagung Dituntut Proses Dugaan Korupsi Aset Korpri

Rabu, 11 September 2024 | 23:01

Tanggapi Budi Arie, PDIP Minta KPK Tetap Harus Panggil Kaesang!

Rabu, 11 September 2024 | 22:28

Ngaku Dijebak Oknum untuk Gugat SK DPP, Lima Kader PDIP Minta Maaf ke Megawati

Rabu, 11 September 2024 | 22:14

Polisi Buru Pengemudi Mobil Penabrak Restoran Jepang di Senopati

Rabu, 11 September 2024 | 22:04

Imbang 0-0 Lawan Australia, Robby Darwis Optimis Indonesia Lolos Piala Dunia 2026

Rabu, 11 September 2024 | 21:59

Selengkapnya