Berita

Aksi unjuk rasa masyarakat Prancis mengenai kebijakan ekonomi/Net

Dunia

Hampir Seperempat Juta Warga Perancis Turun Ke Jalan Protes Kenaikan Harga BBM

MINGGU, 18 NOVEMBER 2018 | 05:31 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Satu orang pengunjuk rasa meninggal dunia dan ratusan orang lainnya luka-luka dalam aksi unjuk rasa besar-besaran yang terjadi di sejumlah wilayah di Perancis pada akhir pekan ini, Sabtu (17/11).

Kementerian Dalam Negeri Perancis mengatakan, setidaknya ada 244 ribu orang yang ambil bagian dalam aksi unjuk rasa di Perancis tersebut. Mereka memprotes kenaikan harga bahan bakar serta kebijakan ekonomi Presiden Emmanuel Macron.

Sebagian besar protes terjadi tanpa insiden berarti, namun ada beberapa kejadian di mana para pengunjuk rasa yang mengenakan rompi kuning bentrok dengan pengendara saat melakukan pemblokiran jalan secara paksa.


Setidaknya ada 106 orang terluka dalam aksi unjuk rasa di sejumlah wilayah. Kepolisian Perancis juga telah mengamankan sekitar 52 orang.

Sementara itu ada satu orang pengunjuk rasa wanita yang meninggal dunia di wilayah Savoy Perancis. Dia ditabrak oleh seorang sopir yang tengah membawa putrinya ke rumah sakit. Sopir tersebut panik karena dihalangi oleh sekitar 50 demonstran, yang memukul atap kendaraannya. Dia pun menginjak gas lebih dalam dan menabrakan mobilnya ke para pengunjuk rasa tersebut.

Sedangkan di ibukota Paris, para pengunjuk rasa berupaya mendekati Istana Elysee yang merupakan kediaman resmi presiden, Mereka dihadang dengan semprotan gas air mata.

Para pengunjuk rasa memprotes kenaikan harga bahan bakar. Harga solar yang merupakan bahan bakar yang paling umum digunakan oleh mobil-mobil di Perancis telah meningkat sekitar 23 persen selama 12 bulan terakhir menjadi rata-rata 1,51 euro per liter. Angka ini merupakan titik tertinggi solar di Perancis sejak awal tahun 2000an.

Harga minyak dunia memang sebelumnya sepat mengalami kenaikan sebelum akhirnya kembali turun. Meski begitu, pemerintah Macron tetap menaikkan pajak hidrokarbon tahun ini sebesar 7,6 sen per liter pada solar dan 3,9 sen pada bensin. Macron berdalih, kebijakan itu diambil sebagai bagian dari kampanyenya untuk membuat mobil dan bahan bakar yang lebih bersih.

Langkah terbaru yang diambil oleh Macron terkait kebijakan tersebut adalah memaksakan peningkatan lanjutan sebesar 6,5 sen pada solar dan 2,9 sen pada bensin pada 1 Januari 2019. Langkah ini menjadi puncak kegeraman para pengunjuk rasa yang menganggap bahwa Macron telah meninggalkan kepentingan orang-orang kecil.

Macron pada Rabu pekan kemarin (14/11), menyalahkan harga minyak dunia atas tiga perempat dari kenaikan harga. Dia juga mengatakan lebih banyak pajak pada bahan bakar fosil diperlukan untuk mendanai investasi energi terbarukan.

Langkah Macron tersebut kemudian mendapat penentangan dari sejumlah pihak. Hampir tiga perempat responden yang terlibat dalam jajak pendapat oleh lembaga Elabe Perancis menginginkan pemerintah untuk membalikkan kenaikan pajak bahan bakar tersebut.

Peneliti Elabe, Vincent Thibault mengatakan bahwa lebih dari separuh orang Perancis yang memilih Macron mendukung aksi unjuk rasa besar-besaran tersebut.

Protes dan kritik atas kebijakan Macron sendiri kemudian berkembang di sosial media. Hal itu dimanfaatkan oleh sejumlah pihak, tidak terkecuali pemimpin sayap kanan Marine Le Pen, yang dikalahkan oleh Macron pada putaran kedua pemilihan presiden Perancis lalu. Le Pen menyerang kebijakan Macron di akun Twitternya.

"Pemerintah seharusnya tidak takut pada orang Prancis yang datang untuk mengekspresikan pemberontakan mereka dan melakukannya dengan cara damai," tulisnya seperti dimuat BBC.

Sejauh ini belum ada komentar dari Macron atas unjuk rasa besar-besaran tersebut. [nes]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya