Berita

Yorrys Raweyai/Net

Nusantara

Angka Kematian Di Papua Tinggi, Yorrys Desak Kemenkes Turun Tangan

SENIN, 12 NOVEMBER 2018 | 17:48 WIB | LAPORAN:

Tingginya angka kematian di Papua harus menjadi perhatian serius bagi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Sebab, Dana Otonomi Khusus (Otsus) dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang digelontorkan untuk bidang kesehatan terbilang cukup besar.

Begitu kata politisi senior Partai Golkar Yorrys Raweyai menanggapi angka kematian di Papua yang semakin tinggi. Menurutnya, kondisi itu terjadi lantaran fasiliras kesehatan masyarakat masih minim. Sehingga tingkat harapan hidup terus menurun dari tahun ke tahun.


"Dulu angka harapan hidup di Papua itu 69 tahun dengan parameternya itu, banyaknya TBC, malaria, kemudian tingginya tingkat kematian ibu dan anak. Dalam 15 tahun terakhir ini, AIDS itu sampai merebak ke tingkat paling bawah," katanya dalam konferensi pers di Resto Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Senin (12/11).

Hal itu diperparah dengan beberapa tahun terakhir, tingkat kematian masyarakat di Rumah Sakit malah ikut-ikutan naik.

"Angka tingkat kematian di rumah sakit akibat dari pelayanan kesehatan yang kurang baik itu sangat meningkat," sesalnya.

Padahal, dana yang digelontorkan pemerintah melalui Dana Otsus)dan APBN bagi bidang kesehatan di Papua besar. Maka dari itu, Yorrys mendesak Kemenkes RI memberi perhatian khusus dalam mengatasi hal tersebut.

"Tolong supaya ada atensilah. Baik itu dari pemerintah pusat, Kementerian Kesehatan, maupun pemerintah daerah sendiri untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Papua," desaknya.

Kemenkes RI dan pemerintah daerah harus menyelidiki tentang penyebab dari tingginya angka kematian di Rumah Sakit di Papua, salah satunya yakni di Rumah Sakit Dok II Jayapura.

"Apakah karena sistem manajemennya, pengobatan, paramedis, dokter yang ada disana yang kurang atau ada apa ini. Ini yang perlu kita cari," pungkasnya. [ian]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya