Berita

Nusantara

Sarjana Muda Harus Siap Bersaing Di Era Revolusi Industri 4.0

SENIN, 29 OKTOBER 2018 | 18:59 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Segenap civitas akademika Universitas YARSI diminta bekerja keras untuk memicu dan memacu peningkatan kualitas di setiap lini, utamanya meraih akreditasi institusi dengan predikat unggul (A) yang ditargetkan pada tahun 2019.

Demikian disampaikan Rektor Universitas YARSI, Prof. Susi Endrini di sela-sela wisuda semester ganjil tahun akademik 2018-2019 di Auditorium Ar-Rahman, kampus YARSI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.

Wisuda kali ini mengusung tema "Generasi Muda Sebagai Pemimpin Islam Di Masa Revolusi Industri 4.0, Menciptakan Jiwa Kepemimpinan Muda Yang Hebat".


Prof. Susi dalam keterangan tertulis mengatakan, tahun depan diharapkan jumlah program studi (Prodi) di YARSI dapat meraih peningkatan hingga akreditasi A.

"Alhamdulillah jika Fakultas Kedokteran telah kembali meraih akreditasi A, kita terus meningkatkan dan mempersiapkan secara matang, terarah, dan terencana dalam proses akreditasi A untuk Prodi Fakultas Teknologi Informasi (FTI) dan Prodi Fakuktas Ekonomi (FE) serta prodi fakultas lainnya," ujar Prof. Susi.

Untuk target, kata dia, tahun depan semua prodi bisa meraih akreditasi A. Salah satu Prodi Ilmu Perpustakaan sudah mendapat akreditasi A dan yang membanggakan, merupakan satu-satunya PTS di Indonesia yang berpredikat tersebut.

Prof. Susi berharap achievment ini dapat kembali memacu prodi lainnya untuk dapat meraih prestasi serupa. Dia mengatakan setelah akreditasi A secara institusi didapat, akan menuju pengakuan internasional. Dampak positifnya adalah kepada lulusan YARSI, langsung mendapat respon dunia kerja dan jejaring alumninya ikut andil memperkuat akses pengakuan di segala bidang pengabdian.

"Kalau sudah A, tata kelola akan lebih baik lagi. Ibarat seperti bola salju akan saling mempengaruhi dan memacu menjadi yang terbaik. Tidak hanya raihan prestasi dosen terbaik bidang sains-teknologi dan humaniora Kopertis III Kemenristek Dikti, tetapi prestasi akademik dan nonakademik mahasiswa akan tertoreh," ucapnya.

Menurutnya, ini tentu sesuai dengan visi mewujudkan Perguruan Tinggi Islam yang terpandang, berwibawa, bermutu tinggi dan mampu bersaing dalam fora nasional maupun spektrum internasional dan termasuk dalam kelompok 500 perguruan tinggi terbaik dunia.

Prof. Susi juga menyebut kebijakan rektorat adalah menyiapkan kurikulum yang dilengkapi dengan kompetensi lulusan sarjana melalui pelatihan-pelatihan yang disesuaikan kebutuhan dunia kerja dan sesuai standar Revolusi Industri 4.0 berbasis kompetensi lulusan.

"Menyiapkan standar-standar. Itulah yang nantinya memacu kita untuk bisa bersaing di era Revolusi Industri 4.0," terangnya.

Salah satunya, saat ini lulusan YARSI sudah diberikan Surat Keterangan Pendamping Ijzah (SKPI) sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. Sekarang SKPI sudah diberlakukan karena terkait standar nasional Dikti yang sebelumnya wisudawan hanya mengandalkan selembar ijazah saja.

"Sekarang wisudawan harus memiliki SKPI. Ini sebagai rilis track record wisudawan mulai ketika masuk sampai keluar dari bangku kuliah. Track record bisa akademik dan non akademik seperti ekstrakuler berupa penghargaan internasional, aktif di senat, mewakili prestasi di universitas, fakultas dan prodi semua terecord di surat keterangan yang akan membantu wisudawan melangkah dalam pengabdian selanjutnya," urai Prof. Susi.

Dengan adanya SKPI setiap industri akan mengetahui keahlian lulusan. Tidak sampai di situ, YARSI menjalin kerjasama dengan pemerintah dan perusahaan.

Wisuda semester ganjil tahun akademik 2018-2019 Universitas YARSI dengan lulusan sarjana sebanyak 436 wisudawan/wisudawati.

Dengan wisuda kali ini mengukuhkan lulusan sarjana dari PerguruanTinggi Islam Swasta (PTIS) ternama ini dengan jumlah komunitas alumninya mencapai 9.163 orang untuk Indonesia dan diaspora di beberapa negara. Wisuda kali ini terasa istimewa karena bersamaan dengan soft launching Rumah Sakit YARSI yang dikelola dalam naungan satu yayasan yang sama. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya