Diorama Kongres Pemuda Ke II di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta/Net
SEJARAH bangsa kita, tak bisa dialpakan dari peran pemuda. Terlebih momen sumpah pemuda, 28 Oktober 1928 menjadi tonggak sejarah penting arah kebangsaan kita.
Merefleksikan penyatuan akan sekat perbedaan dalam kehidupan kebangsaan kita dulu. Menyibak sejarah sumpah pemuda, kita akan bertemu dengan kekuatan pemuda dalam merumuskan suatu sikap kenegarawanan.
Bersatu untuk mencipta identitas baru bersama. Disinilah cikal bakal persatuan terumuskan dari peristiwa ini. Penegasannya tentang bangsa, bahasa, serta tanah air Indonesia.
Prakondisinya kira-kira begini. Pemuda dulu tersekat-sekat atas sentimen kelompok berbasiskan daerah. Tercatat beragam organisasi Jong Java, Jong Sumatranen bond, Jong Ambon, Jong Batak, serta jong-jong lainnya eksis di masa itu.
Namun keberagaman tanpa persatuan adalah percuma. Sebab tak bisa mengalahkan Belanda jika tak membangun kesadaran untuk bersatu. Kesadaran untuk bersatu akhirnya diinisiasi pertama kali oleh Pemuda. Hasilnya manis, Indonesia pun merdeka di tahun 1945.
Menjadi pondasi fundamental, begitulah posisi sumpah pemuda dalam arah keberjalanan Indonesia. Momen tersebut menyatukan pemuda, sebagai elemen perubahan di masyarakat, serta menuntaskan dialektika sosial tentang konsep persatuan.
Tak heran, dalam pembelajaran sejarah kita, sumpah pemuda ditasbihkan sebagai momen penting pembentukan nasionalisme Indonesia disamping peristiwa kelahiran Budi Oetomo di tahun 1908.
Indonesia Emas 2045
Saat ini, kita merayakan momen sumpah pemuda di usianya yang ke 90 tahun. Kekakuan terjadi, saban tahun perayaan sumpah pemuda hanya sebatas repetisi kosong semata. Hilang makna filosofisnya. Jika sektor hiburan (televisi) mengadakan konser artis berlabel 'sumpah pemuda', maka birokrat memaknainya dengan upacara formal yang kering makna.
Kiranya kita perlu memaknai sumpah pemuda dalam konteks kekinian. Namun tanpa kehilangan ruh yang dulu tercipta. Hal ini dapat berangkat dari pertanyaan mendasar, tantangan apa yang sedang dihadapi bangsa ini? Kemudian apa yang hendak dicapai bangsa ini di masa depan?
Mari merujuk pada wacana yang saat ini mulai marak di publik. Terkait dengan Indonesia Emas 2045.
Wacana ini tercetus pertama kali saat zaman pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hingga kini, beragam diskursus publik banyak mengkaji hal ini.Di tahun 2045 nanti, Indonesia genap memasuki usia 100 tahun kemerdekaannya. Usia satu abad merupakan angka yang 'keramat'.
Sosiolog Ibnu Khaldun menyebut jatuh bangunnya peradaban terjadi dalam rentang 100 tahun. Jika saat ini Indonesia belum berjaya, maka goal setting puncak kejayaan bangsa diharapkan terjadi saat Indonesia berumur satu abad.
Negara lain semacam Turki juga China sudah mempersiapkan visi 100 tahun kemerdekaan negaranya. Yeni Turkiye atau Turki Baru dicanangkan terjadi di tahun 2023. Tujuannya menjadikan negara setengah Eropa dan setengah Asia tersebut berjaya di bidang politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Adapun China di tahun 2049 memiliki target menggeser Amerika Serikat (AS) sebagai negara superpower dunia.
Menuju 2045, untuk menjadi bangsa besar tentu banyak tantangan yang mesti dihadapi. Tentunya masalah yang ada bersifat lintas sektoral. Apalagi tantangan bonus demografi (melimpahnya penduduk usia produktif) menjadi hal yang tak bisa diabaikan menuju Indonesia 2045.
Diprediksi, Indonesia akan mengalami bonus demografi di tahun 2030.
Ini terus berlanjut hingga tahun seterusnya. Bonus demografi bisa bermakna buruk jika Indonesia tidak siap menghadapinya. Jika sebaliknya, bonus demografi menjadi anugerah bagi Indonesia. Ambil contoh Jepang, tahun 1950 hingga 1970 mengalami bonus demografi. Pasca selesainya momen bonus demografi, Jepang melejit menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Produk Domestik Bruto (PDB) negara matahari terbit itu mencapai 17.475.
Tak hanya Jepang, negara lain seperti Singapura, Korea Selatan, dan Hongkong juga dikatakan berhasil melewati tantangan bonus demografi. PDB Singapura di tahun 1991 mencapai 16.298, PDB Hongkong di tahun 1982 mencapai 12.855, serta PDB Korea Selatan di tahun 2000 mencapai 11.347.
Peran pemuda disini amatlah penting. Pemuda di era kini memikul beban besar untuk membawa bangsa Indonesia ‘merdeka sekali lagi’. Sebab pemuda saat ini menjadi bagian dari bonus demografi Indonesia. Jika pemuda gagal membangun kesadaran untuk berkontribusi bagi bangsa, ini alamat kegagalan visi Indonesia emas 2045.
Artinya perjuangan pemuda kini adalah mengisi ruang-ruang bernegara di masa depan. Pemuda sekarang adalah pemimpin bangsa di hari esok. Artinya fase saat ini adalah meningkatkan kapasitas diri sembari menunggu fase saatnya nanti memimpin negara.
Tentu mempersiapkan Indonesia emas 2045 adalah tugas negara sebagai pemegang kebijakan. Namun pemuda sebagai penggerak sosial dan perubahan di masyarakat tentu tidak bisa bersifat manja dan pasif menunggu kebijakan politik dari elit bangsa.
Misalkan menjamurnya bisnis startup maupun socialpreunership yang digagas anak muda bisa dijadikan contoh. Ini menjadi upaya menciptakan lapangan kerja baru di tengah masyarakat. Ketersedian lapangan kerja menjadi salah satu prasyarat menyambut bonus demografi disamping akses pendidikan dan juga kesehatan. Akhirnya sumpah pemuda 90 tahun yang lalu, pemuda berhasil menggagas cikal bakal persatuan Indonesia.
Tentu sumpah pemuda di zaman now mesti merumuskan cita-citanya sendiri. Yakni membangun spirit menuju Indonesia emas 2045. Jika dulu ada cita-cita kemerdekaan di tahun 1928, maka sekarang berubah menjadi cita-cita menjayakan Indonesia di 2045.
[***]Arif Satriantoro
Koordinator Nasional Gerakan Nasional Jayakan Indonesia (Gernas Jayanesia) 2045