Berita

Publika

Pemuda Tak Bisa Menghindari Politik

MINGGU, 28 OKTOBER 2018 | 13:49 WIB

PEMUDA diharapkan turut andil untuk memperbaiki sistem pemerintahan di Indonesia bukan justru sebaliknya acuh dan tak mau tahu.

Memang sekarang banyak anak muda yang terdogma bahwa politik cenderung berstigma buruk. Terlebih banyaknya berita dari media yang menyebutkan banyaknya kasus penyelewengan wewenang oleh oknum-oknum politik.

Sebagai bagian dari komponen bangsa, pemuda tidak dapat melepaskan diri dan menghindar dari politik. Sebab hakekat manusia termasuk pemuda adalah zoon politicon atau makhluk politik. Pemilu sebagai pengejawantahan sistem demokrasi langsung memberikan ruang yang luas bagi rakyat khususnya pemuda untuk berpartisipasi untuk menentukan secara langsung pemimpinnya tanpa melalui perwakilan


Setiap Pemilu, 30 persen dari total jumlah pemilih adalah pemilih muda (pemilih pemula) dengan usia 17 hingga 30 tahun. Demografi ini tentunya sangat signifikan dan partisipasi mereka akan sangat berpengaruh dalam menentukan hasil pemilu.

Kontribusi pemuda dalam menyongsong pesta demokrasi yang sehat dalam Pileg dan Pilpres 2019 sangatlah diperlukan. Namun sayangnya, banyak pemuda saat ini yang acuh terhadap politik.

Banyak pemuda saat ini yang mengatakan bahwa tidak memilih (golput) merupakan sebuah pilihan. Ini adalah persepsi yang keliru. Banyak juga pemuda yang berpikir memilih golput karena menganggap semua calon sama saja ini juga keliru.

Pemuda memang identik dengan gairah, semangat demokrasi dan keterbukaan. Pemuda tak menyukai segala sesuatu yang loyo dan muluk-muluk, pemuda memang amat menyukai realita.

Berbagai 'jurus dan strategi' untuk meraih dukungan pemuda dalam Pemilu 2019 ialah dengan menawarkan keterbukaan, program yang tidak muluk-muluk serta realistis.

Jadi sudah saatnya pemuda mengambil peran itu serta sudah sewajarnya keikutsertaan pemuda tidak disia-siakan. Jangan sampai pada pemuda ditanamkan perasaan sentimen atau prasangka yang buruk, hoak terhadap pesta demokrasi yang digelar tiap lima tahunan.

Pemuda harus mengambil peran dalam proses Pemilu ini. Dengan hanya berdiam diri, menjadikan kita pemuda yang apatis, pemuda yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan tidak akan pernah manjadikan kita pemuda yang kritis.

Pemuda adalah kelompok yang memiliki idealisme yang tinggi, mempunyai posisi yang kuat, posisi yang tidak mudah digoyahkan, independen dan mardeka.

Sebagai pemuda yang peduli akan tanah kelahiran, sudah semestinya pemuda tidak lagi menjadi penonton yang baik yang siap menerima setiap keputusan yang ada. Seolah-olah tidak peduli dengan siapapun yang akan memimpin,  bagaimana program kerjanya dan bagaimana pula dengan janji politik yang telah dijanjikannya sewaktu kampanye.

Marilah pemuda, bersama Bawaslu Kota Jakarta Timur mengawal setiap proses Pileg dan Pilpres yang akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan. Minimal dengan mencari tahu rekam jejak calon pemimpin yang akan memimpin kita nantinya, serta melaporkan hal-hal yang tidak sesuai perundang-undangan Pemilu Kepada Bawaslu. Semua itu demi tercapainya Pemilu yang berintegritas. [***]


Ahmad Syarifudin Fajar

Divisi Hukum,Data Dan Informasi Bawaslu Jakarta Timur

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya