Berita

Muchtar Effendi Harahap/Net

Politik

Sekeras Apapun Pertarungan, Polri Diyakini Bisa Amankan Pilpres

KAMIS, 25 OKTOBER 2018 | 10:39 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Peta politik nasional pasca Pilpres 2014 terbelah menjadi dua poros. Poros pendukung pemerintah yang dipimpin PDIP, dan poros oposisi yang digalang Partai Gerindra.

Peneliti senior dari Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap mengatakan, "konflik" terbuka pertama antara kedua kekuatan itu terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dan jelang Pemilu serentak 2019, muncul fenomena anti calon patahana. Yakni kekuatan oposisi rakyat yang kecewa akibatnya gesekan di tingkat masyarakat membesar.


Namun, kata Muchtar, fenomena itu masih di ranah media sosial dan belum meluas menjadi konflik terbuka.

Dia percaya sekeras apapun perseteruan warga di media sosial atau kegaduhan yang diciptakan di media mainstream, tidak akan meluas menjadi konflik horisontal.

Muchtar mencontohkan pemberitaan di media pada Pilkada DKI 2017 lalu. Menurut dia, hal yang ada di media tidak berlaku di dunia nyata.

"Rakyat baik-baik saja, aman dan damai. Seluruh tahapan proses pilkada hingga pada Pemilu 2019 nanti sepertinya akan tetap aman," kata Muchtar optimis dalam diskusi "Political Power Mapping Menuju 2019" di Jakarta, Rabu kemarin (22/10).

Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Muchtar yakin Polri akan mampu menghadirkan keamanan nasional dan ketertiban sosial politik.

"Saya masih percaya aparat mampu menciptakan situasi aman itu dan telah beberapa kali terbukti bahwa rakyat makin cerdas dan tak mudah terprovokasi dengan berbagai isu hoax," tegas dia.

Sementara itu, analis media, Toha Almansur mengatakan, pertarungan keras antara Jokowi dan Prabowo jilid kedua memang sangat tajam di media mainstream maupun media sosial. Namun, realitas di lapangan justru berbanding terbalik.

"Meski tensi tinggi di media, rakyat di tingkat bawah adem-adem saja, tidak banyak menimbulkan gesekan," demikian Toha. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya