Berita

Anwar Ibrahim/Net

Dunia

Anwar Ibrahim, Politisi Melayu yang Mengagumkan

JUMAT, 19 OKTOBER 2018 | 20:19 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

BAKATNYA sebagai seorang pemimpin sudah nampak saat ia masih kuliah di Universitas Malaya. Ia menggagas berdirinya organisasi kemahasiswaan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) kemudian menjadi ketuanya pada 1971.

Pada 1974 ia memimpin demo ribuan mahasiswa yang memprotes masalah kemiskinan puak Melayu yang menyebabkannya ditahan di bawah undang-undang ISA. Pada saat itu ia sangat dekat dengan tokoh-tokoh Islam sehingga diasosiasikan dengan partai Islam PAS.

Tahun 1982 Anwar bergabung dengan UMNO yang merupakan partai penguasa atas ajakan Mahatir Muhammad yang waktu itu baru diangkat menjadi Perdana Mentri menggantikan Datok Hussin Onn. Tahun 1983, ia dipercaya sebagai Mentri Kebudayaan,  Pemuda dan Olahraga. Tahun 1984 ditunjuk sebagai Menteri Pertanian.  Tahun 1986 menduduki posisi yang lebih bergengsi sebagai Mentri Pendidikan.


Karirnya terus menanjak sehingga pada tahun 1991 dipercaya sebagai Mentri Keuangan. Tahun 1993 dipercaya sebagai Wakil Perdana Menteri sebagai puncak hubungan mesra Mahatir-Anwar. Bahkan publik berspekulasi bahwa Anwar dipersiapkan Mahathir untuk menggantikannya.

Tahun 1998 Malaysia seperti juga Indonesia, mengalami krisis ekonomi yang serius. Menghadapi situasi sulit ini kedua tokoh ini berbeda pendapat dalam hal cara mengatasinya. Hubungan kedua tokoh yang dianggap antara mentor dan muridnya ini mulai renggang. Bersamaan dengan itu muncul isu nepotisme dan kroniisme yang mengarah ke Mahathir. Sementara Anwar mulai menggelorakan perlunya reformasi. Anwar kemudian dicopot dari posisinya sebagai Wakil Perdana Menteri dan harus meringkuk di penjara dengan tuduhan keji yaitu melakukan sodomi (liwath).

Saat Abdullah Badawi menggantikan Mahathir  2003, Anwar dibebaskan. Bersama teman-temannya ia kemudian mendirikan partai politik baru bernama Partai Keadilan Rakyat (PKR). Saat Najib Razak naik tahta menggantikan Abdullah Badawi tahun 2009 sebagai Perdana Menteri, Anwar kembali ditahan dengan tuduhan yang sama untuk kedua kalinya. Selama Anwar ditahan, PKR dipimpin oleh istrinya Wan Azizah Wan Ismail yang dibantu putrinya Nurul Izzah.

Menyongsong Pemilu 2018, PKR berkoalisi dengan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) yang didirikan Mahatir setelah keluar dari UMNO, demi menghadapi musuh bersama PM Najib Razak. Saat itu ekonomi Malaysia terpuruk, dan saat bersamaan Perdana Mentri Najib Razak menghadapi tuduhan mega korupsi. Salah satu kesepakatan yang menarik dari kedua tokoh yang kembali rukun ini adalah; Jika oposisi menang dalam Pemilu, maka Mahathir dan Anwar akan berbagi waktu dalam memimpin sebagai perdana menteri.

Sebagaimana telah kita ketahui ternyata koalisi Mahathir-Anwar berhasil menumbangkan petahana. Sesaat setelah Mahatir dilantik menjadi PM Malaysia, ia segera membebaskan Anwar dari penjara, dan ia berjanji akan memimpin Malaysia sekitar dua tahun saja. Anwar kemudian berjuang untuk  kembali ke parlemen melalui Pemilu Sela. Beberapa hari yang lalu ia telah dilantik sebagai anggota parlemen. Perjalanannya untuk menduduki kursi Perdana Menteri tinggal selangkah lagi.

Ada sejumlah pelajaran penting yang dapat dipetik dari perjalanan dan kiprah politik Anwar Ibrahim: Pertama, walaupun menjabat mentri berkali-kali, akan tetapi gaya hidup Anwar dan keluarganya tidak berubah. Ia tetap menjalani hidup bersahaja dan tidak menimbun harta. Kedua, ia tidak nepotis dalam pengertian tidak menarik-narik anak dan istrinya atau keluarga dekatnya untuk ikut menikmati kekuasaan.

Istri dan anak Anwar baru terjun ke politik dan berpartai saat Anwar mendekam di dalam penjara. Ketiga, walaupun jelas Anwar dizalimi dan dinista, sehingga ia menderita lahir dan bathin selama bertahun-tahun, akan tetapi ia tetap istiqamah dan terus merawat idealismenya. Keempat, ia difitnah melakukan sodomi, dan keluarganya diintimidasi dalam berbagai bentuknya, akan tetapi mereka tetap tabah dan sabar menjalaninya. Kelima, ia mampu memaafkan lawan-lawan politiknya, demi kepentingan bangsa dan negaranya.

Sangat langka politisi seperti Anwar Ibrahim saat ini, begitu juga keluarga yang mendampinginya. Ada kalanya sang ayah tahan terhadap godaan, sementara istri atau anak belum tentu. Ada juga yang lulus terhadap godaan penderitaan tapi tidak lulus terhadap godaan kekuasaan atau kesenangan. Mereka sekeluarga telah lulus terhadap godaan keduanya. Kita doakan semoga ke depan mereka tetap istiqamah. Sebuah pelajaran berharga bagi para politisi Indonesia.[***]
    

Direktur Eksekutif Center for Dialogue and Cooperation among Civilization
 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya