Karina Nandia Saputri/Net
Karina Nandia Saputri lahir dari keluarga keturunan Betawi- Palembang-Surabaya. Ia tumbuh besar sebagai sosok berparas cantik dengan tinggi tubuh 186 centimeter. Jelas saja, berbekal anugerah tubuh bak model, karier Karina menjadi mulus.
"Aku mulai jadi model itu tahun 2013, 2017 ikut pemiliÂhan Putri Indonesia, terus Miss Tourism Global Indonesia. Dan sampai sekarang masih aktif jadi model dan presenter," kata KariÂna kepada Rakyat Merdeka.
Meski awalnya sadar memiÂliki tubuh kelas model, ternyata perempuan 25 tahun lalu ini pernah merasa 'dipaksa' mengÂgeluti dunia modeling.
"Ya ternyata jadi model itu membuka jalan (kesuksesan). Aku lebih dulu jadi model ketimÂbang ikut kontes kecantikan. Jadi, aku menggeluti pekerjaan aku sekarang ya karena memang udah cinta. Walaupun dulu kayak dipaksa ikut model, terima kasih lho guruku dulu yang dorong aku ikut audisi," cerita pecinta olah raga basket ini.
Berkat profesionalismenya, Karina dipilih sebagai juri di ajang Atrium Model Award (AMA) 2018. Penggila olahraga lari ini mengaku kesulitan jadi juri, meski menjadi model sudah dilakoni sejak lima tahun lalu.
"Penilaiannya itu dari segi
performance, atitude dan
koreÂografinya. Kita menilai itu dari berbagai aspek termasuk cara jalan (
catwalk) dan ekspresi wajahnya juga," katanya.
Menurut Karina,
attitude meÂmegang peranan penting dan bisa dilihat dari sikapnya saat di atas maupun di luar pangÂgung. Meski setiap juri pasti memiliki kriteria yang berbeda-beda termasuk soal busana yang dikenakan khususnya model perempuan.
"Tahun lalu aku ikut andil daÂlam AMA. Untuk tahun ini, kami punya pertimbangan khusus terkait peserta yang tampil seÂsuai dengan tema dan mampu menyelaraskan diri dengan catÂwalk," tandasnya. ***