Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Kisruh Harga BBM Bukti Pemerintah Tidak Konsisten

SENIN, 15 OKTOBER 2018 | 22:38 WIB | LAPORAN:

Kisruh kenaikan harga BBM non subsidi dikarenakan pemerintah tidak konsisten dalam mengeluarkan kebijakan. Khususnya dalam menjalankan kebijakan evaluasi harga BBM setiap tiga bulan.

Begit kata Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean dalam acara Diskusi Empat Pilar MPR bertema 'Fluktuasi Harga BBM, Sesuai Konstitusi?' di DPR, Senin (15/10)

Menurutnya kebijakan evaluasi harga BBM itu diatur dalam Perpres Nomor 191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan, Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan tidak menjalankan Perpres tersebut, masyarakat harus dipusingkan dengan tarik ulur kebijakan menaikkan BBM non subsidi.


"Ini yang jadi masalahnya pemerintah tidak konsisten menjalankan Perpres itu," ujar Ferdinand.

Lebih lanjut politisi Partai Demokrat ini juga menilai tarik ulur menaikkan harga BBM subsidi juga bisa membuat Pertamina rugi. Sebab harga jual BBM subsidi saat ini lebih murah dari harga produksi. Harga ekonomi BBM jenis premium saat ini, sekitar Rp9.800, sedangkan harga jual premium saat ini Rp6.550.

Beban yang ditanggung Pertamina ini segarusnya ditanggung dari APBN bukan badan usaha. Jika terus dipertahankan, maka tidak menutup kemungkinan Pertamina bisa merugi hingga puluhan triliun setiap bulan.

"Kondisi itu diperparah  dengan utang Pertamina mencapai Rp150 triliun. Timbul pertanyan apakah fluktuasi harga BBM jenis premium ini melanggar konstitusi? Kalau menurut saya ada yang tidak sesuai konstitusi. Karena beban subsidi yang seharusnya ditanggung pemerintah, menjadi beban badan usaha (Pertamina). Ini seharusnya tidak boleh,"  demikian Ferdinan. [nes]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya