Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Milenial Sebagai Cara Meninggalkan Politik Pragmatis

MINGGU, 14 OKTOBER 2018 | 20:37 WIB | LAPORAN: SUKARDJITO

Ajang pemilihan legislatif yang bersamaan dengan pemilihan Presiden memiliki keunikan tersendiri, terlepas dari kelebihan dan kekurangannya.

Menurut Wakil Ketua Rumah Gerakan 98, Faisal Rahman, momentum pemilihan anggota legislatif seharusnya tidak menjadi ajang kontestasi semata tapi juga menjadi ajang pendidikan politik ke masyarakat, termasuk kepada generasi milenial.

"Milenial tidak semata-mata dimaknai sebagai satu generasi atau sebuah zaman, tapi juga harus dimaknai sebagai meninggalkan cara lama dalam kontestasi politik yang cenderung pragmatis," jelas Faisal Rahman dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Minggu (14/10).


Faisal menegaskan, milenial dalam konteks memilih legislatif secara rasional  bisa dimulai dari hal mendasar, misalnya pengetahuan tentang tugas dan wewenang legislatif  disampaikan ke masyarakat, kalau tidak menguasai hal yang mendasar tentu akan sulit menjalankan tugasya dan menjadi tidak maksimal.

Memilih dengan Rasional, sambung Faisal Rahman, berarti melawan pragmatisme politik yang bersifat transaksional, apalagi sekarang money politik dilarang dan ada sanksi pidananya.

"Secara rasional jika kita benci korupsi maka kita tidak akan mendekatkan pada tindakan money politik karena sama saja menciptakan ruang untuk terjadinya korupsi," tambah Caleg DPRD DKI Jakarta Dapil 9 PDI Perjuangan ini.

Faisal Rahman menilai, mungkin sebagian orang akan menganggap semua itu cuma menjadi teks dalam peraturan dan norma, namun jika mengingat semangat Reformasi 98 yang melawan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) maka hal itu harus konsisten dilakukan.

"Milenial bukan semata anak zaman, tapi meninggalkan cara-cara yang merusak," demikian Faisal Rachman. [jto]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya