Berita

Emrus Sihombing/Net

Politik

Pak Jokowi, Jangan Pertaruhkan Nasib Rakyat Karena Seorang Menteri

SELASA, 09 OKTOBER 2018 | 17:28 WIB | LAPORAN:

Periode pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tak lama lagi memasuki tahun terakhir. Namun upaya pemerintah dalam meningkatkan sektor perekonomian dirasa belum maksimal.

Hal ini terlihat dari makin derasnya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Petang ini mengutip situs Bloomberg, kurs rupiah menembus level Rp 15.217 per dolar AS.

Pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing mengingatkan, kemungkinan Bank Sentral AS Federal Reserve kembali menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini.


"Justru pemerintahan Jokowi di tahun terakhir pada periode pertama ini harus bisa menekan dolar dan mendongkrak nilai rupiah kita. Jangan sampai Desember nanti dolar naik, baru menteri mengatakan karena Amerika menaikkan bunga, jadi tidak bisa," katanya, Selasa (2/10).

Emrus mendorong jika ada pakar bidang ekonomi selain Sri Mulyani yang memiliki obat penawar untuk memperbaiki perekonomian Indonesia saat ini, maka hal itu perlu dipertimbangkan.

"Karena kita tidak ingin mempertaruhkan nasib rakyat karena seorang menteri, tetapi bagaimana dolar ini bisa turun dan rupiah kita naik supaya kesejahteraan rakyat kita meningkat," katanya.

Akan tetapi, model yang dipergunakan jangan sampai menguras devisa negara. Artinya, model yang digunakan harus mampu menekan dolar dan mengangkat kembali nilai rupiah tanpa memanfaatkan devisa negara.

"Boleh jadi model yang ditawarkan ekonom ini kemungkinan lebih baik. Tetapi, model itu jangan justru menguras devisa negara kita, bisa saja dolar itu turun, tetapi digelontorkan semua devisa kita, ya sami mawon (sama saja)," katanya.

Selain itu, model yang akan dipergunakan harus melalui uji publik terlebih dahulu agar masyarakat bisa menilai penerapan kebijakan ekonomi yang digunakan lebih baik dari sebelumnya.

"Kalau itu lebih baik, kita dorong Jokowi me-reshuffle kabinet. Reshuffle itu hak presiden, any time any where, dia bisa melakukan itu," tegasnya.[wid]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya