. Pemanggilan pentolan kubu capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno seperti Amien Rais terkait kebohongan Ratna Sarumpaet oleh polisi membuat kubu itu terkesan panik.
Hal itu disampaikan oleh Jurubicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (8/10).
"Kami memandang bahwa respons koalisi Prabowo-Sandi agar Polri tidak 'tergesa-gesa' menetapkan tersangka baru dalam kasus hoaks Ibu Ratna adalah sebuah kepanikan," ujar Uki biasa akrab disapa.
Sewaktu kebohongan berita penganiayaan ini belum terungkap, mereka serentak mendesak Polri agar mengusut berita penganiayaan dengan cepat. Setelah kebohongan ini terungkap, mereka terkesan tak ingin polisi bergerak cepat.
"Apakah kepanikan ini mengindikasikan sebuah keterlibatan, kami PSI tidak ingin berspekulasi sejauh itu. Satu hal yang pasti, PSI menangkap kesan bahwa kebohongan ini tidak bersifat individualis, melainkan kebohongan yang terorganisir," bebernya.
Menurutnya, ada banyak indikasi yang mengarah ke sana, apalagi kalau memahami skema "firehose of falsehood". PSI justru berharap pihak kepolisian dapat mengungkap kasus ini seterang-terangnya dan secepat-cepatnya dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Hal ini dikarenakan hoax adalah suatu racun bagi tumbuh kembangnya demokrasi di sebuah peradaban.
"Dan kami pemuda Indonesia tidak menginginkan racun itu menyebar dan berdampak," tegasnya.
PSI menyarankan kepada Gerindra dan seluruh koalisi Prabowo-Sandi untuk kooperatif dan membuktikan ketidakterlibatannya di jalur yang tepat, yakni jalur hukum.
"Jangan membangkang dari panggilan hukum, apalagi membenarkan pembangkangan tersebut dengan melempar tuduhan-tuduhan kepada pemerintah," pungkasnya.
[rus]