. Peristiwa dugaan penganiayaan yang dialami aktivis kemanusiaan, Ratna Sarumpaet hingga lebam-lebam di sekujur mukanya oleh sekompok orang tidak dikenal (OTK), membuat miris banyak pihak.
Salah satunya adalah Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah. Dengan nada geram Fahri menyebut pelakukanya betul-betul biadab.
"Mohon maaf ya, perempuan tua umur 70 tahun ada yang mukul sampai babak belur begitu, menurut saya itu biadab," kecam Fahri kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/10).
Untuk itu, Fahri Hamzah mendesak parat kepolisian segera bertindak mengusut tuntas dan mencari para pelaku yang diduga menganiyaa terhadap Ratna itu.
"Ambil segera CCTV-nya, kejar orangnya, siapa orang yang telah melakukan penganiayaan itu. Itu pasti bajingan betul orangnya itu," kata Fahri lagi.
Bahkan, Fahri tidak mempersoalan motif dari penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet, apa ada kaitannya dengan Pilpres 2019 atau tidak.
Namun aksi penganiayaan yang dialami Ratna adalah ancaman kepada kebebasan bedemokrasi di negara ini.
"Ibu Ratna itu adalah aktivis perempuan yang sangat vokal. Tapi tiba-tiba dia dianiaya kayak begitu. Menurut saya ini biadab dan ini harus dikejar pelakukan," tegas dia.
Pihaknya berharap aparat serius menangani kasus ini dan secepatnya menangkap para pelaku.
"Kalau bisa, satu dua hari ini sudah ditangkap orangnya itu. Nggak perlu ada laporan yang kayak begini," harapnya.
Sebab kalau tidak, dia khawatir teror semacam itu akan berlangsung, khususnya terhadap orang-orang yang suka berbicara kritis.
"Saya ini kalau kayak begini kan, juga temasuk bagian dari ancaman karena saya suka bicara terlepas siapa yang saya kritik. Tapi yang bicara kayak beginikan kan enggak boleh dilawan dengan kekerasan, harusnya dilindungi," tambah politisi dari NTB itu.
Menurut Fahri, seumur Ratna pernah hidup di zaman Orde Lama, di zaman Orde Baru dan dalam transisi.
"Dan saya kira itu ancaman yang paling besar yang dia hadapi, ancaman fisik. Hampir mati orang seusia dia itu dianiaya seperti itu. Ini jahat betul. Manusianya itu pasti kebinatangannya lebih menonjol daripada rasa kemanusiaannya," tutupnya.
[rus]