Berita

Komisaris Jenderal Heru Winarko/Net

Wawancara

WAWANCARA

Komisaris Jenderal Heru Winarko: 91 Narapidana Bandar Narkoba Sedang Kami Proses Hukuman Mati

JUMAT, 28 SEPTEMBER 2018 | 08:33 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Belakangan banyak politi­kus tersangkut perkara narkotika, baik sebagai pemakai maupun diduga menjadi bandar. Tengok saja, baru-baru ini anggota DPRD Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, berinisial OH ditangkap di kawasan Jakarta Barat lantaran mengonsumsi narkotika jenis sabu.

OH mengaku mengonsumsi sabu lantaran dalam kondisi depresi, akibat kematian anak keduanya. Sebelumnya wakil rakyat lainnya, yang diciduk BNNadalah anggota DPRD Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Ibrahim Hasan (45). Dia diamankan petugas terkait kepemilikan 105 kilogram sabu dan 30 ribu pil ekstasi.

Kepala Badan Narkotka Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Heru Winarko memantau seksama fenomena tersebut. Berikut pemaparan jenderal Polisi bintang tiga ini.

Belakangan banyak anggota dewan yang kedapatan menggunakan narkoba. Sejauh ini apakahBNN memberikan perhatian lebih melihat fenomena itu?
Ya tentu, bahkan ada juga beberapa partai politik yang bekerjasama dengan kita untuk memperbaiki (perilaku anggota dewan) sebagaimana harapan kita bersama. Alhamdulilah, sebulan yang lalu terbit Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan, Pencegahan Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Termasuk juga kami sampaikan kepada Direktorat Jenderal Lembaga Pemasyarakatan bahwa P4GN bisa dilaksanakan di kemente­rian, lembaga, provinsi, kabu­paten/kota, dan harapan kami di parpol. Kami berharap P4GN masuk dalam program-program kerja parpol, ormas, kemente­rian, dan lembaga.

Apakah BNN pernah men­emukan dana terkait perda­gangan narkotika yang masuk ke parpol?
Masih belum, sedangkan yang kami dapatkan adalah pemba­yaran ke tempat bandarnya. Serta pembelian aset seperti rumah, mobil, dan lain-lain.

Untuk menekan angka peng­guna narkotika di kalangan anggota dewan bagaimana?

Makanya saya menyampaikan harapan kita bersama agar tidak hanya parpol maupun ormas. Jadi Inpres itu tidak hanya ber­laku untuk kalangan tertentu saja namun semuanya. Perubahan pada swasta dan parpol agar me­maksakan menggunakan P4GN itu. Yang jelas kalau pengguna jika tingkat stresnya tinggi bisa bandar yang masuk.

Perkembangan realisasi penjara khusus pengedar narkotika bagaimana?
Untuk penjara khusus be­berapa hari lalu kami sudah bicarakan. Jadi ada tiga hight level, medium, dan low level. Untuk yang hight sudah disiap­kan namun ada kendala-kendala yang mungkin Direktur Jenderal Lembaga Pemasyarakat Bu Sri Puguh yang bisa menjelaskan. Sehingga kami bisa menyesuai­kan kira-kira apa yang dibutuh­kan di sana (Lapas) dan apakah memungkinkan bandar narko­tika masuk ke high level.

Apakah akan ada percepa­tan hukuman mati?
Kalau yang itu kan supaya ada kepastian hukuman. Yang jelas kalau itu dilakukan akan menimbulkan efek jera.Terlebih kepastian hukum juga bisa kami dapatkan.

Berapa jumlahnya?
Kalau dari catatan kami lebihkurang ada 91 orang yang sedang berproses. Pun ada yang menga­jukan Peninjauan Kembali. Kami berharap dapat disegerakan su­paya ada kepastian hukum.

Dari 91 orang yang akan dieksekusi, apakah masih ada yang terlibat perdagangan narkotika?
Ada, malah yang kemarin di Medan baru tiga bulan ka­mi tangkap, lalu main lagi. Parahnya yang terkena huku­man mati main lagi. Jadi kami memang berharap supaya ada kepastian hukum.

Memang pemesanan narko­tika dari Lapas mendomi­nasi?
Memang makin meningkat. Selama 7 bulan saya jadi Kepala BNN hampir semua barang-barang yang saya tangkap, dan yang terakhir 35 kilo itu pesanan dari dalam (Lapas). Ini yang sangat kami prihatinkan. Bayangkan saja selama 7 bulan ada 24 kasus yang berhasil kami bongkar. Terlebih kasus tersebut berkaitan dengan Lapas. Maka dari itu kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) terkait urusan itu.

Jadi apa yang perlu dibe­nahi BNN bersama lembaga pemerintah lainnya?
BNN sendiri kan tidak hanya menyoal pada pemberantasan sa­ja, namun pencegahan dan juga pemberdayaan. Misalnya kami mengedukasi bahaya narkotika. Sistem juga kami perbaiki den­gan menyiapkan anjing pelacak. Lalu juga sistem untuk pengawasan komunikasi. Kami juga berharap adanya keterbukaan dari Dirjen Lapas terkait per­baikan di dalam (Lapas). BNN juga menggagas pertemuan dengan dengan Kabareskrim, Jamtipdum, dan hakim agung. Kemudian kami adakan pelati­han bagi penyidik, penuntut, hakim, termasuk bersama-sama dengan pihak Lapas.

Rencananya berapa Lapas yang akan dilatih?
Ada tiga tempat. Pertama Lampung, Medan, dan Kalimantan Timur. Di situ kami harus bisa satu persepsi antara penyidik, penuntut, hakim terhadap para pengguna (narkotika). Apakah dikenakan pasal 54, pasal 27, dan lain-lain. Sehingga vonis huku­mannya lebih fokus. ***

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Anis Matta hingga Fahri Hamzah Hadir di Pelantikan Pengurus Partai Gelora 2024-2029

Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:31

Fitur Investasi Emas Super Apps BRImo Catatkan Transaksi Rp279,8 miliar

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:48

Adian Napitupulu hingga Ahmad Basarah Merapat ke Rumah Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:35

Muslim LifeFair Bantu UMKM Kota Bekasi Naik Kelas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:28

AS Ancam Cabut Akses Ukraina ke Starlink jika Menolak Serahkan Mineral Berharga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:12

Kapolri Terbuka dengan Kritik, Termasuk dari Band Sukatani

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:58

Himbara Catat Kinerja Solid di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:56

Mendagri: Kepala Daerah Bertanggung Jawab ke Rakyat, Bukan Partai

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:21

Jual Ribuan Konten Porno Anak Via Telegram, Pria Ini Diringkus Polisi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:11

Trump Guncang Pentagon, Pecat Jenderal Brown dan 5 Perwira Tinggi Sekaligus

Sabtu, 22 Februari 2025 | 12:36

Selengkapnya