Berita

Laskar Perantau NTB/Net

Hukum

Diduga Ada Demo Pesanan, Laskar Perantau NTB Geruduk KPK

SENIN, 24 SEPTEMBER 2018 | 13:25 WIB | LAPORAN:

Menyikapi dugaan demo pesanan elite politik untuk menyerang Tuan Guru Bajang (TGB) dengan menuduh korupsi dan gratifikasi dalam divestasi saham PT Newmont, Laskar Perantau NTB dan Front Pembela TGB (FPT) di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (24/9).

"Kami datang kesini untuk memberitahukan kepublik jika ada demo pesanan punya motif politik dengan sengaja untuk menyebar berita bohong alias fitnah untuk menyerang TGB. Demo pesanan bermuatan politis ini perlu diwaspadai" kata Jubir FPT Ahmad L saat berorasi.

Lebih lanjut, Ahmad menuding ada pihak yang sengaja membuat framing negatif dan menyesatkan untuk menjatuhkan pamor TGB.


"Ini jelas ada framing negatif untuk jatuhkan TGB," sebutnya.

Padahal, kata dia, dari pemberitaan KPK bahwa kasus ini belum memasuki tahap penyelidikan, namun masih level klarifikasi informasi dan pengumpulan bahan keterangan.

"Janganlah menafsirkan sendiri data-data tersebut," katanya lagi.

Ahmad mengaku di Pilpres 2019 ini, aroma politik semakin memanas. Bahkan isu-isu untuk menyudutkan lawan politik pun dilakukan dengan menghalalkan segala cara. Dia pun mencium dalam waktu dekat akan ada gerakan aksi demo pesanan untuk mendesak kasus dugaan korupsi divestasi saham PT Newmont di Nusa Tenggara Barat.

"Nggak capek apa ya fitnah TGB terus, isu ini sengaja muncul dan digoreng. Ada udang di balik batu, dan ada maksud tertentu pastinya,” ujar dia.

Dia pun menyayangkan jika aksi yang dituding beraroma politik terlalu tinggi itu mencari-cari suatu yang tidak ada dan berpotensi memaksakan diri.

"Ingat KPK sendiri menyatakan bahwa pemeriksaan TGB masih dalam proses penyelidikan. Stop intervensi KPK untuk kepentingan politik, jangan sampai hukum jadi alat politisasi. Nanti malah jadi peradilan opini," tandasnya. [fiq]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya