Berita

Hukum

Ada Indikasi Korupsi Berjamaah Di Luar Malang, Sumut Dan Jambi

JUMAT, 21 SEPTEMBER 2018 | 15:07 WIB | LAPORAN:

. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku mendapat pengaduan dari masyarakat terkait indikasi korupsi berjamaah di luar Malang, Sumatera Utara, dan Jambi.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang. Pihaknya menuturkan, isi pengaduan itu terkait adanya indikasi korupsi berjamaah di beberapa daerah di Indonesia.

"Ada beberapa daerah," singkat Saut di Jakarta, Jumat (20/9).


Namun, lanjut Saut, pihaknya berharap semoga aduan ini hanya bersifat dugaan dan tidak sampai memerlukan kegiatan penindakan dari KPK.

"Tapi semoga saja itu tidak berlanjut," tukas Saut.

KPK saat ini tengah menangani kasus korupsi berjamaah di tiga daerah. Semuanya melibatkan anggota legislatif tingkat kota dan provinsi. Ketiga daerah yang dimaksud adalah Kota Malang, Provinsi Sumut, dan Provinsi Jambi.

Untuk korupsi jamaah di Malang, KPK menduga 41 tersangka mantan anggota DPRD Malang menerima total Rp 700 juta untuk kasus suap dan Rp 5,8 miliar untuk dugaan gratifikasi.

Adapun untuk korupsi di Sumut, KPK menduga 38 tersangka mantan anggota DPRD Sumut menerima fee masing-masing senilai Rp 300-Rp 350 juta dari mantan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho.

Suap itu diduga terkait  persetujuan laporan pertanggungjawaban Pemprov Sumut tahun anggaran 2012 sampai dengan 2014 dan persetujuan perubahan APBD Provinsi Sumatera Utara TA 2013 dan 2014.

Sedangkan untuk kasus korupsi jamaah di Jambi, diduga KPK ada uang sekitar Rp 3,4 miliar diberikan tersangka Gubernur Jambi nonaktif Zumi Zola kepada sejumlah anggota DPRD Jambi.

Selama proses berjalan, KPK menerima pengembalian uang dari pihak yang telah menerima, yaitu uang yang dialokasikan untuk tujuh tujuh anggota DPRD sejumlah total Rp 700 juta. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya