Berita

Ilustrasi/RMOL

Dunia

Indonesia Ambil Bagian Dalam Perbaikan Hubungan Korsel-Korut

KAMIS, 20 SEPTEMBER 2018 | 14:46 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Indonesia secara informal telah melakukan peran penting sebagai mediator dalam perbaikan hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan selama ini.


Hal itu disampaikan oleh Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea, Teguh Santosa dalam wawancara dengan RRI (Rabu, 19/9) kemarin.

Teguh mengambil contoh, setelah pertemuan tingkat tinggi pertama antara Presiden Korea Selatan Moon Jae In dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di perbatasan Panmunjom April lalu, Presiden Joko Widodo segera memanggil Duta Besar Korea Utara dan Duta Besar Korea Selatan Di Jakarta.


"Presiden Jokowi mengundang kedua dubes itu ke Istana Negara untuk membahas soal pertemuan di Panmunjom, sekaligus untuk menyampaikan undangan Asian Games," jelas Teguh.

Selain itu, momen Asian Games yang digelar di Indonesia beberapa pekan lalu juga memiliki ikut ambil bagian penting dalam rekonsiliasi hubungan Korea Utara dan Korea Selatan.

Dalam perhelatan pesta olahraga Asia itu, diketahui bahwa Korea Utara dan Korea Selatan membentuk tim gabungan yang diberi nama Korea Bersatu. Tim ini ikut berpartisipasi dalam beberapa cabang olahraga.

"Para penonton dari Korea Utara dan Korea Selatan duduk bersatu dalam satu blok dengan mengenakan kaos putih dengan gambar Semenanjung Korea berwarna biru di tengahnya sebagai simbol persatuan," sambungnya.

Terlebih, dalam upacara pembukaan dan beberapa kesempatan, duta besar kedua Korea ikut menyaksikan pertandingan.

"Itu momen penting yang menunjukkan bahwa Indonesia bisa memainkan peran penting sebagai mediator sebagai tempat dimana kedua Korea bisa bertemu," jelasnya.

Teguh menambahkan bahwa dirinya pernah beberapa kali diundang ke Istana untuk dimintai pendapat mengenai masalah Korea Utara dan Korea Selatan. Dia menekankan bahwa Indonesia punya potensi besar untuk menjadi mediator.

"Indonesia punya keinginan cukup kuat dan serius untuk menjadi aktor dan ini adalah hal yang baik," tambahnya.

Terlebih, menurut Teguh, Indonesia bisa muncul sebagai aktor lain yang melengkapi Six Party Talks, atau perundingan enam pihak.

Untuk diketahui bahwa Six Party Talks adalah perundingan yang bertujuan untuk menemukan resolusi damai atas masalah terkait Semenanjung Korea. Enam negara yang terlibat dalam Six Party Talks adalah Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, China dan Rusia.

"Namun enam negara ini memiliki kepentingan secara langsung dengan Semenanjung Korea. Hal ini sulit menghasilkan jalan keluar," jelas Teguh.

Karena itulah, perlu ada elemen atau negara lain yang masuk.

"Tujuannya selain membuat jumlahnya ganjil juga untuk memberikan perspektif lain yang tidak memiliki kepentingan bersama," tuturnya.

"Kriteria yang cocok adalah seperti Indonesia," tutup Teguh. [mel]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya